My Widget

Rabu, 21 September 2016

Cara Menghilangkan Panu Dengan Cara Alami

Cara Menghilangkan Panu Dengan Cara Alami




Panu merupakan penyakit kulit yang diakibatkan adanya pertumbuhan jamur pada kulit. Munculnya panu biasanya ditandai dengan adanya bercak kecil pada kulit. Kalau dibiarkan akan mengakibatkan pertumbuhan jamur bisa menyebar kebagian tubuh yang lain.

Berikut adalah cara alami mengobati panu :
      1.     Bawang Putih
Bawang putih memiliki partikel-partikel yang dapat membunuh pertumbuhan jamur. Caranya yaitu dengan mengosokkan bawang putih kebagian kulit yang timbul panu. Gosokkan rutin tiap hari minimal 2x sehari.=, atau digosokkan saat sehabis mandi.
     2.    Buah Belimbing.
Buah belimbing memiliki kandungan vitamin C yang dapat membunuh baketeri penyebab panu. Caranya adalah gosokkan belimbing pada bagian kulit yang terkena panu, usahakan dilakukan rutin minimal 2x sehari.
    3.    Jeruk Nipis
Seperti hanya buah belimbing, jeruk nipis mempunyai kandungan vitamin C yang dapat membunuh bakteri penyebab panu. Caranya potong jeruk nipis dan kemudian gosokkan pada kulit yang tumbuh panu.
     4.    Lengkuas

Lengkuas memiliki senyawa anti jamur yang dapat membunuh jamur hingga ke akar. Caranya gosokkan lengkuas ke bagian tubuh yang berpanu.

Kamis, 15 September 2016

Nuca "All of Me" suaranya bikin merinding (audisi the voice kids)

   Dalam sebuah audisi the voice cilik di global tv, seorang anak bernama Nuca menyanyikan sebuah lagu dari john legend yang berjudul "all of me" dengan sangan bagus, bahkan membuat pendengarnya merinding. tak heran jika ketiga mentor menekan tombol dan berbalik.

berikut videonya :

sumber youtube : https://youtu.be/hKJbLPTV-bI

Rabu, 14 September 2016

Contoh Proposal Model Pembelajaran Problem Posing





Problem posing adalah istilah dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “problem” artinya masalah, soal/persoalan dan kata “pose” yang artinya mengajukan (Echols dan Shadily, 1995: 439 dan 448). Jadi problem posing bisa diartikan sebagai pengajuan soal atau pengajuan masalah. Pengertian ini sendiri seperti yang dikatakan oleh As’ari dalam Yansen (2005: 9) menggunakan istilah pembentukan soal sebagai padanan kata untuk istilah problem posing. Problem posing dapat juga diartikan membangun atau membentuk masalah (Tim PTM, 2002: 2). 

Download file : https://www.mediafire.com/?ocwvg3pnrglpi7o

Senin, 12 September 2016

Contoh Proposal Penelitian Melalui Pendekatan Tutor Sebaya






    PROPOSAL PENELITIAN
     A.    Judul Penelitian
Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran tutor sebaya pada siswa kelas VII di SMP Patria Bantul tahun ajaran 2011/ 2012.

    B.     Bidang Ilmu
Sehubungan dengan judul penelitian diatas maka bidang ilmu dari penelitian ini adalah pendidikan matematika.

    C.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
Matematika dalam perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi dan komunikasi membutuhkan peranan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini.
Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh , mengelola dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah tidak pasti.
Sampai saat ini pelajaran matematika dijenjang pendidikan dasar masih menjadi pelajaran yang kurang menarik bagi sebagian besar siswa. Rasa takut terhadap pelajaran matematika sering kali menghinggapi perasaan siswa. Hal ini antara lain disebabkan oleh penekanan berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar dan masih banyak siswa yang menemui kesulitan- kesulitan pada saat mmenyelesaikan soal- soal matematika.
Pembelajaran matematika bersifat abstrak, oleh karena itu model pembelajaran matematika siswa yang diterapkan di sekolah perlu dikembangkan. Anggapan tentang sulitnya belajar matematika sering mendominasi pemikiran siswa sehingga banyak diantara mereka yang takut untuk mengkomunikasikan pelajaran matematika tersebut dan bisa berakibat prestasi belajar matematika siswa menurun.
Dalam matematematika kemampuan komunikasi siswa sagat diperlukan (Depdiknas, 2004:9) menyatakan suatu kompetensi diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yang berkait dengan ketrampilan matematika adalah kompetensi mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik/ diagram untuk memperjelas keadaan/ masalah serta pemecahannya. Selanjutnya ( Depdiknas, 2004:11) juga menyatakan bahwa kemampuan matematika yang dipilih serta ditetapkan sudah dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal, maka kompetensi yang berkait degan komunikasi ini harus dicapai selama proses pembelajaran ini berlangsung didalam kelas. Kegiatan mengkomunikasikan pada saat proses belajar matematika ini akan menjadi sangat penting karena akan dapat meningkatkan prestasi siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di sekolah, diketahui bahwa secara umum kemampuan komunikasi dan prestasi matematika siswa ini sangat kurang. Terlihat bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika guru menggunakan metode ekspositori yaitu guru menjelaskan materi pelajaran didepan kelas, namun siswa cenderung ramai sendiri, bahkan tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Selain itu menurut informasi yang didapat dari guru matematika SMP Patria Bantul mengatakan bahwa diantara pelajaran yang diterima siswa di sekolah, matematika merupakan pelajaran yang sulit. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian nilai pelajaran matematika yang relatif rendah jika dibandingkan dengan nilai pelajaran lainnya.
Sebagian siswa ada yang memiliki sifat pendiam, pemalu ataupun penakut. Pada siswa semacam ini akan suka bertanya kepada teman dekatnya dari pada bertanya kepada gurunya. Walaupun ia memiliki permasalahan tidak berani bertanya kepada guru tetapi dia tetap diam saja. Keadaan siswa seperti itu, jika didiamkan akan menyebabkan siswa semakin mengalami kesulitan dan akan mengakibatkan prestasi belajar siswa menurun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII, diketahui bahwa kebanyakan siswa enggan bertanya kepada guru jika masih belum jelas, mereka lebih senang bertanya kepada teman sebangku atau teman yang lebih dekat. Mereka mengaku takut dan merasa canggung jika harus bertanya kepada guru. Mereka lebih senang bertanya kepada teman sendiri karena bahasa sesama teman sendiri dapat mudah dimengerti. Selain itu sebagian siswa tidak merasa takut atau segan ketika bertanya kepada teman sendiri.
Disamping itu siswa juga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa yang lain. Tutor sebaya merupakan salah satu sumber belajar selain guru. Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penelitian tentang Upaya Meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika melalui pembelajaran tutor sebaya pada siswa kelas VII di SMP Patria Bantul tahun ajaran 2011/ 2012 perlu dilakukan.

2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka kita dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a.       Rendahnya minat dan kualitas belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika sehingga rendah pula daya pemahamannya terhadap konsep- konsep dan penguasaan materi pelajaran matematika, akibatnya menganggap matematika sulit.
b.      Kurangnya variasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.
c.       Guru masih sering menjadi sentral utama dalam proses pembelajaran dan mendominasi aktifitas pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang aktif.
d.      Rendahnya kemampuan komunikasi siswa yang dapat menghambat pemahaman dan penguasaan penyempaian materi pembelajaran matematika.
   
3.  Batasan Masalah
          Melihat begitu luasnya permasalahan yang diidentifikasi, maka dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada penerapan model pembelajaran tutor sebaya sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII di SMP Patria Bantul tahun ajaran 2011/2012.

4.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a.    Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa melalui model pembelajaran tutor sebaya di SMP Patria Bantul kelas VII?
b.    Apakah dengan menggunakan model pemebelajaran tutor sebaya, prestasi belajar siswa meningkat?

5.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Paria Bantul melalui model pembelajaran tutor sebaya.

6.      Manfaat Penelitian
a.       Melatih siswa agar dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, mengungkapkan pendapat, serta dapat menghargai teman antara yang satu dengan yang lain.
b.      Memberikan gambaran kepada guru matematika dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya sebagai salah satu model pembelajaran.
c.       Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian yang sejenis.

    D.    Deskripsi Teori
1.      Komunikasi
Menurut etimologi, komunikasi berarti hubungan atau perhubungan. Istilah komunikasi ini berasal dari bahasa latin yaitu comunicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti “sama“. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan definisi komunikasi secara terminologi yang telah di tuangkan oleh para ahli komunikasi sangat beragam. Diantaranya ada yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses di mana seseorang (komunikator) menyamakan rangsangan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu yang lain. Berelson dan Steiner, nampak lebih memperhatikan komunikasi pada unsur penyampaian, sehingga menurut mereka komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan dan seterusnya, melalui penggunan simbol kata, gambar, angka, grafik dan lain- lain ( www.skripsi999.blogspot.com ).
Dan menurut Kamus Bahasa Indonesia komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Qonita Alya, 2008: 367).
Sedangkan menurut Eilen Depka ( 2007: 165 ) menyatakan bahwa komunikasi merupakan unsur penting dalam matematka dan pembelajaran matematika, karena komunikasi merupakan cara untuk menyalurkan ide- ide dan merefleksikan pemahaman tentang matematika.
Jadi dari berbagai pengertian komunikasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau lebih dalam panyampaian suatu pesan yang berupa kata, gambar, angka, grafik dan lain- lain.
2.      Prestasi
Pengertian Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, diusahakan dan sebagainya (Qonita Alya, 2008: 568).
Menurut Sumadi Suryabrata, prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Depdiknas prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ( 2005 : 895 ).
Jadi dari berbagai pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang harus didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa yang belajar.
3.      Belajar
Balajar adalah suatu proses yang membawa perubahan dan dari perubahan itu didapat kecakapan baru karena adanya usaha yang disengaja ( Sumadi Suryabrata, 2002: 232 )
Sedangkan menurut ( Erman Suherman, 2003 : 7 ) bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari suatu latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan, orang yang tadinya tidak tahu tetapi setelah memperoleh pengalaman dari belajar akan menjadi tahu.
Winkel juga menjelaskan bahwa belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktifitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas ( Winkel, 2004: 59).
Demikian juga belajar adalah kegiatan aktif yang disengaja melibatkan pikiran untuk mendapatkan pikiran untuk dapat mendapatkan pengetahuan dan ketrempilan, tetapi juga untuk mengembangkan intelektual dan emosional yang optimal untuk mendapatkan kemampuan menghadapi situasi baru. Sedangkan (Herman Hudojo, 2005: 71) membatasi belajar sebagai proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.
Dari berbagai pendapat diatas maka dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah hasil pengalaman individu yang diperoleh melalui usaha secara sadar yang dinyatakan atau dapat diamati dari cara tingkah laku sehingga melakukan perubahan kearah yang lebih maju.
4.      Matematika
Pada saat ini masih banyak ilmuwan yang berusaha mendefinisikan pengertian matematika. Semua definisi tersebut adalah benar. Namun, sampai saat ini belum ada definisi universal yang telah disepakati oleh para ilmuwan matematika. Matematika berasal dari bahasa latin mathenenin atau mathemat yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama dari matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan bersifat konsisten.
Matematika merupakan bahasa atau sarana bepikir secara logis dan dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks ( Eman Suherman, 2003 : 18 ). Matematika berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubugannya diatur secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah cabang ilmu yang lainnya ( Herman Hudojo, 2005: 36 )
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan ( Qonita alya, 2008: 459 )
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, penalarannya deduktif berkenaan dengan gagasan berstruktur sebagai sarana berfikir logis dengan menggunakan bahasa matematika.
5.      Tutor sebaya
Melakukan strategi belajar secara dini dalam upaya mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa agar tidak berdampak lebih jauh terhadap pengaruh yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang seharusnya dicapai dan berdampak terhadap prestasi belajar siswa, salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat membantu kesulitan belajar siswa adalah metode dengan tutor sebaya. Melalui metode ini, siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru, sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai standar.
a.     Pengertian Tutor Sebaya
Ada beberapa teori dalam mendasari strategi pembelajaran dengan tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1)      Zaini (dalam Suyitno, 2004:36) mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.
2)      Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar sekolah. Mengingat bahwa siswa merupakan elemen pokok dalam pengajaran, yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran.
3)      Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar (www.psb-psma.org) .

b.    Pengertian Bimbingan Tutor Sebaya
Sedangkan yang dimaksud bimbingan tutor sebaya adalah kegiatan bimbingan yang dilaksanakan oleh siswa yang memiliki pemahaman dan keterampilan lebih luas dibandingkan dengan teman-temannya yang lain dan telah diberi pengarahan tentang keterampilan komunikasi dan konseling (tutor) dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar (tutee) pada pelajaran matematika agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Greenwood dkk,(kalkowsky, 2004:6) mengemukakan bahwa “Terdapatnya keuntungan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan tutor sebaya, yaitu belajar keterampilan akademis, mengembangkan prilaku social dan disiplin kelas, serta meningkatkan hubungan antar tutor. Dalam penelitiannyapun Greenwood menemukan adanya penigkatan .kepercayaan diri dan kemampuan pengendalian diri. Semuanya bermanfaat bagi tutor dan tutee”(www.psb-psma.org) .
Dari penjelasan diatas, jelas bahwa pembelajaran bantuan tutor sebaya memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor maupun siswa yang dibimbingnya. Bagi tutor dengan membimbing atau mengajarkan suatu topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih mendalam dan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya. Sejalan dengan itu Natawidjaya (dalam Zuchri, 1996:5) mengatakan bahwa “bantuan belajar oleh tutor sebaya pada umumnya memberi hasil yang cukup baik, hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain pada umumnya terasa lebih dekat dibanding dengan guru”. Murid yang menjadi tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan kemampuan membantu orang lain. Itu berarti bahwa tutor adalah murid yang tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan social yang baik dengan teman-temannya (Sawali Tuhusya :2007) dalam (www.psb-psma.org) .
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain.
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
c.                   Manfaat Dari Tutor Sebaya
Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya, maka dapat disimpulkan bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas dalam pembelajaran.
Manfaat dari pelaksanaan pengajaran oleh teman sebaya bukan hanya dirasakan oleh tutor saja, tetapi juga menjadi penambah semangat bagi siswa yang dibimbingnya, ia akan lebih memahami konsep dari pada sebelum pengajaran diberikan oleh tutornya. Kebanyakan dari hasil penelitian menerangkan bahwa peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan prestasi belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan pengajar atau tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
1)        Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain.
2)      Memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
3)      Mempunyai kesadaran untuk membantu teman lain.
4)      Dapat diterima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya dan rajin.
5)      Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
6)      Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

d.                  Petugas Tutor Sebaya
Agar pelaksanaan pengajaran tutor sebaya dapat berlangsung secara efektif dan berhasil, guru perlu memperhatikan pemilihan petugas tutor sebaya dan pembentukan kelompok. Banyaknya petugas tutor sebaya ditentukan oleh ciri-ciri yang telah disebutkan di atas dan disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok yang akan direncanakan.
Mengenai berapa banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan yang mutlak harus ditaati sebagai pedoman. Kelompok kecil sebaiknya dengan anggota 4-5 orang, dengan dasar pemikiran bahwa makin banyak anggota kelompoknya, keefektifan, keefektifan belajar tiap anggota berkurang. Sebaliknya jika terlalu sedikit 2 atau 3 orang, kurang dapat membentuk iklim kelompok yang baik. Kelompok-kelompok itu dapat dibentuk atas dasar minat dan latar belakang, pengalaman atau prestasi belajar. Kehangatan atau iklim kelompok yang baik dapat terbentuk berdasarkan adanya rasa persaudaraan antar anggota.
e.                   Kelebihan dan Kekurangan Tutor Sebaya
Beberapa kelebihan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1)   Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.
2)   Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
3)    Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
4)   Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Adapun kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1) Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu.
2)   Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik.
f.   Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut :
1). Dipilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub bab materi (Segmen materi).
2). Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disamapaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3). Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4). Mereka diberi waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
5). Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6). Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

6.      Kerangka Berfikir
Selama ini masih sering guru mengajar menggunakan metode yang kurang tepat dalam menyampaikan materi matematika kepada siswa, sehingga menimbulkan adanya beberapa masalah terutama menyangkut prestasi belajar matematika siswa.
Untuk dapat meningkatakan prestasi belajar siswa, guru harus bisa menguasai materi yang hendak diajarkan, guru juga semestinya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Salah satunya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami materi pel belajar mejaran yang akan disampaikan. Model pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu strategi nya.
Model pembelajaran melalui tutor sebaya ini merupakan pembelajaran salah satu metode yang diduga mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta dapat membantu kesulitan belajar siswa. Melalui metode ini, siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru, sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai standar.
Dalam kelompok siswa saling bekerjasama dan saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Dengan kata lain pemberian bantuan tutor sebaya memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor maupun siswa yang dibimbingnya. Bagi tutor dengan membimbing atau mengajarkan suatu topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih mendalam dan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya.
Pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan prestasi siswa.

7.      Penelitian Yang Relevan
Eka Purwanti telah melakukan tindakan kelas mengenai pembelajaran dengan bantuan tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian tersebut terdiri dari:
a)      Tutor dipilih diantara siswa dengan hasil belajar yang bagus dan stabil
b)      Tutor mendapat pelatihan terlebih dahulu sebelum bertugas agar menjadi tutor yang efektif
c)      Tutor memimpin diskusi kelompok dan membantu teman mengerjakan LKS tanpa langsung memberi jawaban
d)     Dalam diskusi kelompok tutor memberikan penjelasan kepada anggota kelompoknya. Jika masih ada anggota kelompok yang belum paham maka memberi kesempatan kepada teman kelompok yang sudah paham untuk memberikan penjelasan kepada teman kelompokyang belum paham tersebut.
e)      Tutor dibimbing oleh guru jika mengalami kesulitan dalam memberi penjelasan kepada anggota kelompoknya.
8.      Hipotesa Tindakan
Hipitesa tindakan dalam penelitin ini adalah diawali dengan Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disamapaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya, mereka diberi waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas maupun di luar kelas, setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama,Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. Dan yang terakhir siswa diberi tes individu yang dapat meningkatkan prestasi siswa pada pembelajaran matematika.
E.     Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri. Namun berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru matematika kelas VII SMP Patria Bantul. Penelitian ini dimaksudkan  untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi belajar matematika siswa.
2.      Subyek dan Obyek Peneitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Patria Bantul.
Sedangkan obyek penelitian ini adalah keseluruhan proses pada penerapan model pembelajaran tutor sebaya di SMP Patria Bantul.
3.      Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Patria Bantul yang beralamat di kompleks Kelurahan Sabdodadi, Kec. Bantul, Kab. Bantul pada bulan Maret sampai bulan April tahun 2012.
4.      Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh Stepen Kemmis dan Robin Mc Taggartyang dikutip oleh Sukardi (2004:214) yang terdiri dari dua siklus dan masing- masing siklus menggunakan empat komponen tindakan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
Adapun langkah- langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:
a.     Perencanaan
1)      Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksankan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
2)      Menyusun dan mempersiapkan lemar observasi mengenai kemampuan komunikasi belajar siswa.
3)      Menyusun pedoman wawancara dalam lembar angket untuk siswa. Lembar angket dan pedoman wawancara itu untuk mempermudah peneliti mengetahui bagaimana respon kemampuan komunikasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
4)      Mempesiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
5)      Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru yang bersangkutan.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan- perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Sedangkan peneliti dibantu oleh pengamat mengamati kemampuan komunikasi siswa pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung di dalam kelas.
c.     Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran d i dalam kelas berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana kemampuan komunikasi siswa pada saat proses pembelajaran itu berlangsung. Setelah itu juga dilakukan wawancara dan memberikan angket kepada siswa.
d.    Refleksi
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses tersebut, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan dengan cara berdiskusi.
            Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam sebuah siklus. Setelah mengetahui masalah- masalah yang mungkin timbul dalam siklus I kemudian mencari jalan keluar terhadap masalah- masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan pada siklus II. Pelaksaan pada siklus II akan diawali kembali dengan sebuh rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang memperhatikan saran- saran serta masukan yang diperoleh dari refleksi pada siklus I.
            Penelitian tindakan kelas menurut Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Rochiati Wiriatmadja (2006: 66) seperti pada gambar berikut ini:







5.      Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
a.       Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen, karena bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pelapor hasil penelitian. Peneliti menggunakan lembar observasi, pedoman wawancara, angket, tes, catatan lapangan dan dokumentasi pengumpulan data.
b.      Teknik Pengumpulan Data
1)      Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai kemampuan komunikasi siswa dan pelaksanaan pembelajaran matematika selama berlangsung di kelas. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatn lapangan. Proses observasi ini dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau kelompok yang sedang diamati.
2)      Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan cara bertanya secara langsung kepada siswa bagaimana pendapat mereka tentang penerapan model pembelajaran model tutor sebaya dalam belajar matematika. Wawancara ini dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara yang telah disusun.
3)      Angket
Angket ini digunakan untuk memperoleh data guna memperkuat data yang telah diperoleh dari observasi dan wawancara mengenai kemampuan komunikasi belajar matematika siswa. Angket yang telah dipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi oleh siswa.


4)      Tes
Soal tes yang telah dibuat kemudian diberikan kepada siswa kemudia diselesaikan oleh siswa tersebut.
5)      Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang telah kita lihat. Didengar, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data.
6)      Dokumentasi
Dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat data yang telah diperoleh dari hasil observasi, angket, wawancara, dan tes. Data yang diperoleh dari dokumentasi berupa foto- foto yang memberikan gamabaran secara konkret mengenai aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
6.      Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari obsevasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a.     Reduksi data
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan pengolahan data ke dalam pola yang lebih terarah.
b.    Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan,  pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing- masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.



c.    Triangulasi Data
Triangulasi data dilakukan dengan cara mencocokkan data yang diperoleh dari semua sumber untuk mempermudah dalam menarik kesimpulan.
d.   Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data
7.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a.       Tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam model pembelajaran tutor sebaya.
b.      Setelah tindakan rata- rata kemampuan berkomunikasi siswa dan prestasi siswa meningkat dari satu siklus ke siklus selanjutnya.