Pandangan Konstruktivisme Tentang Pembentukan
Pengetahuan
Kontruktivisme
beranggapan bahwa pengetahuan merupakan hasil bentukan kognitif seseorang.
Melalui inderanya seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya untuk membangun pengetahuan. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu struktur tersebut digunakan untuk menghadapi pengalaman-pengalaman atau persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konsepsi tersebut. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh seseorang adalah hasil pengontruksian orang itu sendiri. Hal ini berarti konstruktivisme menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari orang lain, karena setiap orang membangun pengetahuannya sendiri.
Melalui inderanya seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya untuk membangun pengetahuan. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu struktur tersebut digunakan untuk menghadapi pengalaman-pengalaman atau persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konsepsi tersebut. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh seseorang adalah hasil pengontruksian orang itu sendiri. Hal ini berarti konstruktivisme menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari orang lain, karena setiap orang membangun pengetahuannya sendiri.
Konstruktivisme Piaget dan Vigotsky
Konstruksi Piaget
Untuk memahami teori Piaget perlu dimengerti beberapa istilah baku yang digunakan untuk menjelaskan proses seseorang dalam membangun pengetahuan.
a. Skema dan Skemata
Skema adalah struktur mental atau kognitif seseorang. Skema digunakan untuk memproses dan mengidentifikasikan rangsangan yang datang dari luar. Skemata adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi, hipotesis, seperti : intelek, kreativitas, kemampuan dan naluri.
Untuk memahami teori Piaget perlu dimengerti beberapa istilah baku yang digunakan untuk menjelaskan proses seseorang dalam membangun pengetahuan.
a. Skema dan Skemata
Skema adalah struktur mental atau kognitif seseorang. Skema digunakan untuk memproses dan mengidentifikasikan rangsangan yang datang dari luar. Skemata adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi, hipotesis, seperti : intelek, kreativitas, kemampuan dan naluri.
b. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif: dengan asimilasi seseorang
mengintegrasikan persepesi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau
pola yang sudah ada dalam pikirannya.
c. Akomodasi
Jika dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru
seseorang tidak dapat mengasimilasi dengan skema yang telah dimiliki, maka
seseorang akan mengakomodasi, yaitu membentuk skema baru yang cocok dengan
rangsangan baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan
rangsangan tersebut .
d. Ekuilibrasi
Dalam
perkembangan intelek seseorang terdapat proses ekuilibrium, yaitu pengaturan
diri secara mekanis untuk menyeimbangkan proses asimilasi dan proses akomodasi.
Disekuilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dengan akomodasi.
Ekuilibrasi adalah proses dari disekuilibrium ke ekuilibrium.
e. Teori Adaptasi Intelek
Piaget
berpendapat bahwa mengerti adalah suatu proses daptasi intelektual. Melalui
proses tersebut pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan dengan
apa yang sudah diketahui seseorang yang sedang belajar untuk membentuk struktur
pengertian baru. Piaget membedakan empat taraf perkembangan kognitif seseorang,
yaitu : (1). Taraf sensori motor (0 – 2
tahun), (2). Praoperasional (2-7 tahun), (3). Taraf operasional kongkrit dan(8-11
tahun), (4). Taraf operasional formal
(11 tahun keatas).
2. Kontriktivisme Vigotsky
Menurut
Vigotsky dalam Paul Suparno (1997) belajar merupakan suatu perkembangan
pengertian. Dialog dan komunikasi verbal dengan orang- orang dewasa, atau orang
yang lebih mengetahui akan mengembangkan pengertian tersebut, ini berarti di
dalam belajar selain diperlukan keaktifan siswa sangat diperlukan lingkungan
social. Dengan demikian inti konstruktivisme Vogotsky dalah integrasi antara aspek
internal dengan eksternal serta penekanannya pada lingkungan social pelajar.
Konsep yang berpengaruh pada teori
Vegotsky adalah konsep tentang “daerah perkembangan proksimal” (Zone of
Proximal). Development diartikan sebagai ambang bats kesiapan intelektual siswa
yang belajar. Sedangkan konsep lain adalah konsep “intruksional scaffolding”
yaitu pada awal pembelajaran guru memberikan sejumlah bantuan kepada siswa,
selanjutnya secara bertahap bantuan tersebut dikurangi dan memberikan siswa
kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar sehingga pada
akhirnya siswa dapat menyelesaikan masalah secara mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar