PROPOSAL PENELITIAN
A.
JUDUL
Judul
dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Penggunaan Pankuret Bagi Siswa MI MA ARIF Ngadipuro Kec. Dukun
Kabupaten Magelang
B.
BIDANG
ILMU
Bidang
ilmu dalam penelitian ini adalah bidang pendidikan khususnya adalah bidang
pendidikan matematika.
C.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Mata
pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
setiap jenjang pendididkan dan merupakan bagian integral dari pendidikan
nasional dan tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan
lain. Matematika juga merupakan ilmu dasar atau “basic science “ yang
penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika
juga merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika,
terutama di kelas rendah banyak hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa dan hal-hal yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan
belajar. Karena pada dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya, demkian
pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Dalam pengajaran matematika tidak
hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika
yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Setiap konsep atau prinsip
dapat dimengerti secara sempurna jika pada
awalnya disajikan dalam
bentuk konkret. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan
bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menggunakan alat peraga
khususnya pada bidang studi matematika.
Menurut
Wijaya dan Rusyan ( 1994 : 137 ) media berperan sebagai perangsang belajar dan
dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang psikolog,
Hamzah ( 1981 : 12 ) bahwa “ Seseorang akan memperoleh pengertian yang lebih
baik dari sesuatu yang dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibaca’.
Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya bidang
studi matematika didasari kenyataan bahwa pada bidang studi matematika terdapat
banyak pokok bahasan yang memerlukan alat bantu untuk menjabarkannya,
diantaranya pada materi keliling dan luas bangundatar, dengan pokok bahasan
keliling persegi dan persegi panjang. Oleh karena itu, pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga dalam pokok bahasan tersebut dianggap sangat tepat
untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami materinya. Didalam standar
kompetensi melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan menggunakan
dalam pemecahan masalah dengan kompetensi dasar mengenal konsep keliling dan
luas bangun datar, dalam pembelajaran siswa merasa sangat kesulitan, sehingga
hasil belajar siswa rendah.
Disisi
lain suasana belajar akan lebih hidup, dan komunikasi antara guru dan siswa
dapat terjalin dengan baik. Hal ini diduga pula dapat membantu siswa dalam
upaya meningkatkan prestasi belajarnya pada bidang studi matematika.pada
kenyataannya, penggunaan alat peraga di sekolah belum membuddaya, dalam arti
tidak semua guru matematika menggunakan alat peraga serta pengaruhnya dalam
kegiatan proes belajar.
2.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
a. Banyak
siswa SD yang tidak senang, merasa takut dan malas terhadap pelajaran
matematika
b. Banyak
siswa yang hasil belajarnya atau prestasinya rendah dalam pelajaran matematika
c. Penggunaan
alat peraga di sekolah belum membudaya, dalam arti tidak semua guru matematika
menggunakan a;at praga dalam mengajar
3.
Pembatasan
Masalah
Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Matematika tentang Keliling Persegi dan Persegi panjang Melalui
Penggunaan alat Peraga Pankuret bagi siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun
Kabupaten Magelang.
4.
Rumusan
Masalah
Beradasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Bagaimanakah pengunaan
alat peraga pankuret secara optimal dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang ?
5.
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan
kemampuan guru dalam mendeskripsikan alat peraga pankuret dalam pembelajaran
matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang
b. Meningkatkan
hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang bagi
siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang
6.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini akan
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi
guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang
dapat memberikan manfaat bagi siswa
b. Guru
dapat memperbaiki proses pembelajaran
c. Membantu
siswa meraih prestasi khususnya pada pelajaran matematika
d. Siswa
tidak merasa jenuh selama guru memberikan pelajaran matematika di kelas
D.
LANDASAN
TEORI
1.
Diskripsi
Teori
a)
Pengertian
Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ( Depdiknas , 2005 : 895 ).
Sedanngkan menurut ( Sumadi Suryabrata,
1987 : 87 ) Prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu latihan,
pengalaman yang harus didukung oleh kendaraan seseorang atau siswa yang
belajar.
b)
Pengertian
Prestasi Belajar
Setiap
proses belajar selalu menghasikan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah
sampai tingkat mana prestasi (hasil belajar) yang telah dicapai. Keberhasilan
seseorang baru dapat diketahui atau dilihat setelah orang tersebut telah
selesai melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekrjaan
atau aktivitas tertentu. Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekrjaan
yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa. Prestasi
dapat dioperasioalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport, indeks
prestasi (Azwar, 1996 : 164). Menurut Sumadi Suryabrata, prestasi adalah hasil
yang harus didukung oleh kesadaran seseeorang siswa untuk belajar.
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala
usaha yang dicapai oleh seseorang secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Menurut
W.J.S Purwodarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap
hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Menurut Engkos Koswara ( 1998 : 61 ),
prestasi belajar berupa penguasaan dan penilaian nilai-nilai pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan hasil interaksi antara kemampuan potensial individu
dan lingkungannya. Prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran.
(Hadari Nawawi, 1981 : 100)
Jadi
prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang
dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada
diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi
belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi :
a. Faktor
internal
Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari diri siswa,faktor ini dapat dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu:
Ø Intelegensi
Intelegensi dalam arti
sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya
berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi
prestasi belajar siswa, maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar
terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata
pelajaran matematika.
Ø Minat
Minat adalah
kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang
tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat
dalam belajar.
Ø Keadaan
fisik dan psikis
Keadaan fisik
menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera
dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau
labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh
positif terhadap kegiatan belajar mengajar.
b. Faktor
eksternal
Faktor eksternal adalah
faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor
eksternal meliputi sebagai berikut :
Ø Faktor
guru
Guru sebagai tenaga
berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan karena itu setiap
guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesinal, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga menunjukkan
fleksibilitas yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu
disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat
menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
Ø Faktor
lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga
turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi
faktor yang sangat penting karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di
rumah. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti
kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang perlengkapan belajar akan
mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
Ø Faktor
sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang
menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber-sumber
belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu
belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat
yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukuan kegiatan belajar.
Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi bermakna, mudah dipahami, hemat
waktu dan tenaga serta hasil belajar yang lebih bermakna.
c)
Pengertian
Matematika
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia(1988), matematika adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengena bilangan. Menurut Kline,
matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
Johnson
dan Rising mengungkapkan beberapa pengertian matematika adalah :
·
Pola pikir dan pola mengorganisasikan
pembuktian yang logis
·
Bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol
dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi
·
Pengetahuan struktur yang
terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,
aksioma-aksioma yang telah dibuktikan kebenarannya
·
Ilmu tentang pola, keteraturan pola atau
ide
·
Suatu seni, keindahan terdapat pada
keteraturan dan keharmonisannya
Berikut
beberapa definisi tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh
R. Soedjdi (2000:11) :
·
Matamatika adalah cabang ilmu
pengetahuan tentang eksak dan terorganisir secara sistematik
·
Matematika adalah pengetahuan tentang
bilangan dan kalkulasi
·
Matematika adalah pengetahuan tentang
penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan
·
Matamatika adalah pengetahuan tentang
fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk
R.
Soedjadi (2000) menguraikan beberapa karakteristik matematika yaitu memiliki
kajian objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola piker deduktif,
memiliki symbol yang josong dari artti, memperhatikan semesta pembicaraan dan
konsisten dalam sistemnya. Secara umum matematika berguna untuk mengembangkan
pola pikir, membentuk kepribadian, alat bantu perhitungan dan sebagai media
dalam menuangkan idea tau gagasan.
Ciri
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun
demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif
melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat
digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Jegiatan dapat dimulai dengan
beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai
gejala) memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan
secara deduktif.
. Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan eksak yang berkaitan dengan penalaran dan pola pikir deduktif.
. Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan eksak yang berkaitan dengan penalaran dan pola pikir deduktif.
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berfikir dam bernalar dalam menarik
kesimpulan.
Misalnya melalui
kegiatan penyeledikan, eksplorasi, eksperimen,
menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
d)
Pengertian
Prestasi Belajar Matematika
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah
hasil belajar matematika yang daiperoleh seorang siswa setelah mengalami proses
belajar matematika yang hasilnya dapat diukur dengan nilai yang didapat melalui
tes.
e)
Pengertian
alat peraga
1.
Definisi
alat peraga matematika
Berkut
ini akan dijelaskan mengenai beberapa pengertian atau definisi media
pendidikan, sebelum menjelaskan khususnya tentang pengertian alat peraga matematika.
Menurut
Santoso S. Hamijoyo yang dikutip darhim menyatakan bahwa media adalah semua
bentuk perantar yang dipakai orang untuk menyebarkan ide, sehingga gagasannya
sampai penerima ( Darhim dkk, 1986 : 14 ).
Sedangkan media
pendidikan adalh yang menggunakan diintegrasikan dengan tujuan dan isi
pembelajaran yang biasanya sudah diruangkan dalam garis-garis besar program
pengajaran ( GBPP ) dan dimaksudkan untuk mempertinggi suatu kegiatan atau
belajar mengajar ( Darhim dkk, 1986 : 14 ). Menurut Blak dan Horalsen, media
adlah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
menyampaikan suatu peran, dimana medium ini merupakan alat untuk lalu lintas
suatu peran ( Darhim dkk, 1986: 15 ). Media pendidikan matematika lebih
cenderung disebut alat pearaga yang penggunanya diintegrasikan dengan tujuan
dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam garis0garis besar program
pengajaran ( GBPP ) bidang studi matematika dan bertujuan mempertinggi mata
pelajaran.
Menurut kamus, alat
peraga adalah alat bantu mendidik atau mengajar supaya aapa yang diajarkan
mudah dimengerti anak didik ( Lukman Ali, 1991 : 24 ).
2.
Peranan
Alat Peraga
Dalam
kegiatan belajar mengajar guru mampu
menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dangan alat peraga
matematika. Denagn bantuan alat yang sesuai dengan tema yamg diajarkan konsep
akan dapat lebih mudah dipahami. Salah satu penerapan alat peraga dalam
matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga
daam matemtika yang sesuai siswa dapat memahami ide-ide dasar yang mendasari
sebuah konsep. Denga bantuan alat peraga siswa mendapat kesempatan dalam5
proses pengamatan, mmaka dapat diharapkan tumbuhnya minat belajar dan
menyenangi konsep yang diajarkan. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga
matematika, guru dapat merangsang motivasi untuk mempelajari materi lebih
lanjut. Selain itu penggunaan alat peraga dapat memperbesar perhatian
siswaterhadap pngajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat aktif dalam
pengajaran dan konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Alat
peraga dapat pula membantu siswa berfikir logis dan siistematis, sehingga pada
akhirnya mereka mempunyai pola berfikir yang diharapkan dalam pemempelajari
matematika. Alat peraga mempunyai nilai praktis diantaranya : dapat mengatasi
perbedaan pengalaman pribadi siswa, dapat mengatasi datas-batas riang
kelas,yaitu untuk benda-benda yang terlalu besar atau berat, dapat mengatasi
bila benda perlu dilihat terlalu kecil yaitu dengan modelnya, dan dapat membangkitkan
belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan belajar,
khususnya untuk mata pelajaran matematik, karena matematika obyeknya adalah
abstrak, maka alat peraga sangat berguna sekali yaitu sebagai jembatan bagi
siswa untuk berfikir abstrak dari hal-hal yang konkret.
Fungsi
alat peraga matematika yang lain adalah:
1. Untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi
2. Untuk
meningkatkan hasil proses belajar mengajar
3. Untuk
membangkitkan minat belajar siswa
4. Dappat
disajikan sesuai tingkat belajar siswa
5. Menghindari
terjadinya verbalisme
6. Sebagai
obyek untuk menyempurnakan nilai-nilai manfaat alat pearaga
7. Untuk
membantu siswa lebih dalam memahami sesuatu
f)
Pengertian
Pankuret
Alat peraga ini disebut dengan “
Pankuret “ karena sesuai dengan dari bahan yang digunakan untuk mendisain alat
peraga dari : Pan ( Papan ) Ku ( Paku ) Ret ( Karet ). “ Pankuret” adalah alat
peraga yang dapat digunakan untuk menunjukkan bentuk-bentuk bangun datar ( segi tiga, segiempat,
trapesium, belah ketupat, dll ) dan untuk menerangkan konsep keliling dari
suatu bidang.
Penggunaan pankuret
Ambil karet lalu kaitkan pada paku
kemudian buat bidang geometri yang dikehendaki ( missal persegi, persegi
panjang, trapesium, belah ketupat, dll ).
Cara
penggunaan peraga ‘ Pankuret “ dalam pembelajaran matematika tentang keliling
persegi dan persegi panjang adalah sebagai berikut : Ambil karet lalu kaitkan
pada paku kemudian buat bidang geometri yang dikendaki missal persegi atau
persegi panjang. Lalu hitunglah dari tepi ada berapa langkah paku dalam satu
kali putaran, satu kali putaran menunjukkan keliling suatu bangun.
g) Pengertian Persegi dan persegi panjang
Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat
buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya
adalah sudut siku-siku.
Sebuah
persegi dapat menempati bingkainya dengan 8 cara :
a.
Letak semula
b.
Dilipat menurut sumbu simetri PQ
c.
Dilipat menurut sumbu simetri RS
d.
Dilipat menurut diagonal AC
e.
Dilipat menurut diagonal BD
f.
Diputar setengah putaran searah jarum
jam
g.
Diputar seperempat putaran searah jarum
jam
h.
Diputar tiga perempat searah jarum jam
Sifat-sifat
persegi meliputi :
a.
Keempat sisi sama panjang dan sisi yang
berhadapan sejajar
b.
Kedua diagonalnya sama panjang
c.
Kedua diagonalnya berpotongan dan
membagi dua sama panjang
Karena
ada kesamaan sifat dengan persegi panjang, maka persegi didefinisikan sebagai
persegi panjang keempat sisinya sama panjang.
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi
yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar
dengan pasangannya dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut
siku-siku. Rusuk terpanjang disebut sebagai panjang dan terpendek disebut
sebagai lebar.
Persegi
panjang dapat menempati bingkainya dengan empat cara :
a.
Letak semula persegi panjang pada
bingkainya
b.
Letak persegi panjang menurut sumbu
simetri PQ
c.
Letak persegi panjang menurut sumbu
simetri RS
d.
Letak persegi panjang menurut yang
diputar setengah putaran pada pusatnya
Sifat-sifat
persegi panjang meliputi :
a.
Keempat sudutnya siku-siku
b.
Sisi yang berhadapan sama panjang
c.
Kedua diagonalnya sama panjang saling
memmbagi dua sama panjang
Berdasarkan sifat-sifatnya maka
persegi panjang adalah segiempat yang keempat sudutnya siku-siku berhadapan
sama panjang dan sejajar.
Keliling persegi dan persegi panjang
Keliling
persegi :
K
= 4 x a
Keterangan K = keliling
persegi
a = sisi persegi
Keliling
persegi panjang :
K = ( 2 x p ) + ( 2 x l
)
Keterangan K = keliling
persegi panjang
P = panjang persegi panjang
L = lebar persegi panjang
2.
Penelitian
Yang Relevan
Berikut
ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran matematika, yaitu :
1. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih dalam skripsinya yang berjudul
Pengaruh pembelajaran dengan mengggunakan alat peraga terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas VIII SMP Ma’arif Borobudur Magelang tahun ajaran 2007/
2008 menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi belajar matematika yang diajar menggunakan
alat peraga dalam kategori tinggi.
2. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wayan dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan
Prestasi belajar matematika bangun datar segiempat melalui penggunaan alat
peraga siswa kelas VII A UPTD SMP N TAPEL 2005/2006 menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika materi
bangun datar meningkat.
3.
Kerangka
pikir
Proses
pembelajaran matematika di kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten
Magelang dilakukan dengan metode ekspositori. Keterampilan berkomunikasi siswa
dalam matematika sangat rendah. Sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya
oleh guru, tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, dan tidak
memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Setelah di adakan ujian,
sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan soal atau memecahkan masalah
yang diberikan.
Melihat
situasi yang demikian dan berdasarkan kajian toritik yang telah dikemukakan
maka peneliti bermaksud untuk berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
matematika siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dan pemecahan
masalah siswa dalam matematika dengan menerapkan pembelajaran matematika menggunakan alat peraga pankuret.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa penggunaan alat
peraga dalam kegiatan belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Melalui
penggunaan alat peraga, siswa meempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
deskripsi teori dan kerangka pikir, hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah melalui pankuret sebagai alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI MA
ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang.
E.
METODOLOGI
PENELITIAN
1.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Tempat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar MI MA ARIF Ngadipuro
Dukun kabupaten Magelang. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun
pelajaaran 2009/2010.
2.
Subjek
dan Objek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun kabupaten
Magelang.
Objek
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penggunaan
alat peraga pankuret bagi siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun kabupaten
Magelang.
3.
Jenis Penelitian
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis
penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti
berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim,
terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan
tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen
atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan alat
peraga pankuret dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran matematika.
4.
Prosedur
Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action,
Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara
rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
a. Siklus
1
1) Planning
(Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti
merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a) Menyusun
materi rencana pembelajaran yang difokuskan pada mengajarkan strategi
pembelajaran aktif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca,
menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota teman sekelas dalam
memecahkan masalah. Rencana pembelajaran akan digunakan oleh guru sebagai acuan
dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Menyusun
dan mempersiapkan lembar observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c) Menyusun
dan mempersiapkan soal untuk melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal
dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas III MI MA ARIF
Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang
d) Melakukan
wawancara dengan siswa dan guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat
hasil penelitian selain dengan observasi dan angket
e) Menyusun
dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran
aktif. Lembar observasi digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi
peneliti.
f) Menyiapkan
peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung,
yaitu kamera.
2) Action
(Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan
tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan
perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di
lapangan.
3) Observation
(Observasi)
Observasi adalah tahap
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan,
hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4) Refleksi
Refleksi merupakan bagian
yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang
dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai
observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi,
masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi
akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya
peningkatan minat dan prestasi siswa.
b. Siklus
11
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I.
Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi
Planning, Action, Observasi, dan Refleksi
.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta
siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian
ini dilakukan dengan :
a) Teknik
Observasi
Observasi
pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau
kelompok yang diamati.
b) Teknik
Wawancara
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang
terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru
trhadap model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang
sulit dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.
c) Tes
Tes
adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk
mendapatkan data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan keliling
persegi dan persegi panjang.
d) Angket
Angket
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana
pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat
siswa terhadap pelajaran matematika.
e) Teknik
Dokumentasi
Teknik
dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi.
Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar
nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk
merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara
konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6.
Instrument
Penelitian
Instrument
utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat
menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak
terjadi di kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti
bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan
sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti
juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pedoman
Observasi
Observasi
dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan
siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan
pembelajaran matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman
observasi minat dan prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini
berfungsi sebagai lembar pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif,
juga sebagai lembar pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi
belajar siswa.
b) Tes
Tes
dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum
diberikan tindakan dan setelan diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu
yang diberikan pada akhir siklus I dan II.
c) Catatan
Lapangan
Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami
dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data
dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain.
d) Pedoman
Wawancara
Pedoman
wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman
wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan
siswa terhadap pembelajaran menggunakan
Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi
siswa pada pelajaran matematika.
e) Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk
memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto
mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan
hasil pekerjaan siswa.
f) Angket
Angket
digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi
mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang
diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi
Pembelajaran Aktif.
7.
Teknik
Analisis Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket,
tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Reduksi
Data
Reduksi
data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.
2) Penyajian
Data
Penyajian
data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3) Penarikan
Simpulan
Penarikan
simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisir dalam bentuk pernyataan
kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian
yang luas.
Analisis
dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan
deskriptif kualitatif dengan cara :
a) Menghitung
skor setiap aspek yang diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi
guru kelas IV sebagai pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya,
yaitu dimana pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b) Menghitung
besar presentase skor yang diperolah dengan cara:
Presentase (P) = Skor yang
diperoleh X 100%
Banyak aspek X
skor tertinggi
c) Menghitung
rata-rata prestasi siswa setiap siklus
d) Mengkategorikan
rata-rata prestasi siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan untuk membuat simpulan mengenai prestasi siswa.
Kriteria prestasi siswa
Presentase
|
Kategori
|
P
> 80%
60% < P < 80%
40% < P < 60%
20%
< P < 40%
P
< 20%
|
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
|
8.
Indikator
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
1.
Meningkatnya pemahaman konsep siswa
dalam pembelajaran matematika yang dilihat selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung maupun dari peningkatan presentase angket belajar matematika siswa
2.
Adanya peningkatan hasil belajar jangka
pendek yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes dan tugas pada
setiap siklus
3.
Adanya respon positif dari siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
siswa
DAFTAR
PUSTAKA
Ari Kunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek,
Jakarta :
Rineksa Cipta,
2002.
Daitin Tarigan, Pembelajaran Matematika Realistik,
Jakarta : Depdiknas, 2006.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Engkos Koswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran,
Jakarta : Bina Aksara, 1988.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer, Bandung:
UPI, 2003.
Http://id.Wikipedia.org/wiki/persegi_panjang,
diakses pada hari kamis tanggal 23 juli.
Http://tiptk.blogspirit.com/arcchive/2009/01/02/laporan_penelitian_tindakan_kelas_matematika,
diakses pada hari kamis tanggal 23 juli.
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika, Malang : Universitas
Negeri Malang, 2005.
Sindhureja, Pengantar Pendidikan Bagian Pertama, Yogyakarta : UST, 1998.
Sumardi Suryabrata, psikologi Pendidikan, Jakarta : CV
Rajawali, 1987.
Suryosubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar