My Widget

Jumat, 09 September 2016

Contoh Proposal Matematika Menggunakan Metode Pankuret

PROPOSAL PENELITIAN

    A.    JUDUL
Judul dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Pankuret Bagi Siswa MI MA ARIF Ngadipuro Kec. Dukun Kabupaten  Magelang

    B.     BIDANG ILMU
Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah bidang pendidikan khususnya adalah bidang pendidikan matematika.

    C.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendididkan dan merupakan bagian integral dari pendidikan nasional dan tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain. Matematika juga merupakan ilmu dasar atau “basic science “ yang penerapannya sangat dibutuhkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai  pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, terutama di kelas rendah banyak hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan hal-hal yang sering menghambat untuk tercapainya tujuan belajar. Karena pada dasarnya setiap anak tidak sama cara belajarnya, demkian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak. Dalam pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Setiap konsep atau prinsip dapat dimengerti secara sempurna jika pada
awalnya disajikan dalam bentuk konkret. Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan bantuan pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran yang menggunakan alat peraga khususnya pada bidang studi matematika.
Menurut Wijaya dan Rusyan ( 1994 : 137 ) media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang psikolog, Hamzah ( 1981 : 12 ) bahwa “ Seseorang akan memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dilihat daripada sesuatu yang didengar atau dibaca’. Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya bidang studi matematika didasari kenyataan bahwa pada bidang studi matematika terdapat banyak pokok bahasan yang memerlukan alat bantu untuk menjabarkannya, diantaranya pada materi keliling dan luas bangundatar, dengan pokok bahasan keliling persegi dan persegi panjang. Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pokok bahasan tersebut dianggap sangat tepat untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami materinya. Didalam standar kompetensi melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan menggunakan dalam pemecahan masalah dengan kompetensi dasar mengenal konsep keliling dan luas bangun datar, dalam pembelajaran siswa merasa sangat kesulitan, sehingga hasil belajar siswa rendah.
Disisi lain suasana belajar akan lebih hidup, dan komunikasi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik. Hal ini diduga pula dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajarnya pada bidang studi matematika.pada kenyataannya, penggunaan alat peraga di sekolah belum membuddaya, dalam arti tidak semua guru matematika menggunakan alat peraga serta pengaruhnya dalam kegiatan proes belajar.



2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
a.       Banyak siswa SD yang tidak senang, merasa takut dan malas terhadap pelajaran matematika
b.      Banyak siswa yang hasil belajarnya atau prestasinya rendah dalam pelajaran matematika
c.       Penggunaan alat peraga di sekolah belum membudaya, dalam arti tidak semua guru matematika menggunakan a;at praga dalam mengajar

3.      Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika tentang Keliling Persegi dan Persegi panjang Melalui Penggunaan alat Peraga Pankuret bagi siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang.
  
4.      Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
Bagaimanakah pengunaan alat peraga  pankuret  secara optimal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang ?

5.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.       Meningkatkan kemampuan guru dalam mendeskripsikan alat peraga pankuret dalam pembelajaran matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang
b.      Meningkatkan hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang bagi siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang
6.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a.       Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa
b.      Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran
c.       Membantu siswa meraih prestasi khususnya pada pelajaran matematika
d.      Siswa tidak merasa jenuh selama guru memberikan pelajaran matematika di kelas

    D.    LANDASAN TEORI
1.    Diskripsi Teori
a)      Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan ( Depdiknas , 2005 : 895 ). Sedanngkan menurut  ( Sumadi Suryabrata, 1987 : 87 ) Prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang harus didukung oleh kendaraan seseorang atau siswa yang belajar.
b)     Pengertian Prestasi Belajar
Setiap proses belajar selalu menghasikan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana prestasi (hasil belajar) yang telah dicapai. Keberhasilan seseorang baru dapat diketahui atau dilihat setelah orang tersebut telah selesai melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.  
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekrjaan atau aktivitas tertentu. Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekrjaan yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa. Prestasi dapat dioperasioalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport, indeks prestasi (Azwar, 1996 : 164). Menurut Sumadi Suryabrata, prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseeorang siswa untuk belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai oleh seseorang secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Menurut W.J.S Purwodarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Menurut Engkos Koswara ( 1998 : 61 ), prestasi belajar berupa penguasaan dan penilaian nilai-nilai pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan hasil interaksi antara kemampuan potensial individu dan lingkungannya. Prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran. (Hadari Nawawi, 1981 : 100)
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi :
a.       Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa,faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:
Ø  Intelegensi
Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa, maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.
Ø  Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar. 
Ø  Keadaan fisik dan psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar.
b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal meliputi sebagai berikut :
Ø  Faktor guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesinal, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga menunjukkan fleksibilitas yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.


Ø  Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar. 
Ø  Faktor sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber-sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukuan kegiatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi bermakna, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil belajar yang lebih bermakna.
c)      Pengertian Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1988), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengena bilangan. Menurut Kline, matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
Johnson dan Rising mengungkapkan beberapa pengertian matematika adalah :
·         Pola pikir dan pola mengorganisasikan pembuktian yang logis
·         Bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi
·         Pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma yang telah dibuktikan kebenarannya
·         Ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide
·         Suatu seni, keindahan terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya
Berikut beberapa definisi tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh R. Soedjdi (2000:11) :
·         Matamatika adalah cabang ilmu pengetahuan tentang eksak dan terorganisir secara sistematik
·         Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
·         Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan
·         Matamatika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk
R. Soedjadi (2000) menguraikan beberapa karakteristik matematika yaitu memiliki kajian objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola piker deduktif, memiliki symbol yang josong dari artti, memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten dalam sistemnya. Secara umum matematika berguna untuk mengembangkan pola pikir, membentuk kepribadian, alat bantu perhitungan dan sebagai media dalam menuangkan idea tau gagasan.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Jegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala) memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif.  
           
            . Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan eksak yang berkaitan dengan penalaran dan pola pikir deduktif.
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berfikir dam bernalar dalam menarik kesimpulan.
    Misalnya melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi, eksperimen,  menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
d)     Pengertian Prestasi Belajar Matematika
                        Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil belajar matematika yang daiperoleh seorang siswa setelah mengalami proses belajar matematika yang hasilnya dapat diukur dengan nilai yang didapat melalui tes.
e)      Pengertian alat peraga
1.        Definisi alat peraga matematika
                        Berkut ini akan dijelaskan mengenai beberapa pengertian atau definisi media pendidikan, sebelum menjelaskan khususnya tentang pengertian alat peraga matematika.
Menurut Santoso S. Hamijoyo yang dikutip darhim menyatakan bahwa media adalah semua bentuk perantar yang dipakai orang untuk menyebarkan ide, sehingga gagasannya sampai penerima ( Darhim dkk, 1986 : 14 ).
                        Sedangkan media pendidikan adalh yang menggunakan diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang biasanya sudah diruangkan dalam garis-garis besar program pengajaran ( GBPP ) dan dimaksudkan untuk mempertinggi suatu kegiatan atau belajar mengajar ( Darhim dkk, 1986 : 14 ). Menurut Blak dan Horalsen, media adlah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu peran, dimana medium ini merupakan alat untuk lalu lintas suatu peran ( Darhim dkk, 1986: 15 ). Media pendidikan matematika lebih cenderung disebut alat pearaga yang penggunanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam garis0garis besar program pengajaran ( GBPP ) bidang studi matematika dan bertujuan mempertinggi mata pelajaran.
                        Menurut kamus, alat peraga adalah alat bantu mendidik atau mengajar supaya aapa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik ( Lukman Ali, 1991 : 24 ).
2.        Peranan Alat Peraga
Dalam kegiatan belajar mengajar  guru mampu menjelaskan konsep kepada siswanya. Usaha ini dapat dibantu dangan alat peraga matematika. Denagn bantuan alat yang sesuai dengan tema yamg diajarkan konsep akan dapat lebih mudah dipahami. Salah satu penerapan alat peraga dalam matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan bantuan alat peraga daam matemtika yang sesuai siswa dapat memahami ide-ide dasar yang mendasari sebuah konsep. Denga bantuan alat peraga siswa mendapat kesempatan dalam5 proses pengamatan, mmaka dapat diharapkan tumbuhnya minat belajar dan menyenangi konsep yang diajarkan. Melalui demonstrasi penggunaan alat peraga matematika, guru dapat merangsang motivasi untuk mempelajari materi lebih lanjut. Selain itu penggunaan alat peraga dapat memperbesar perhatian siswaterhadap pngajaran yang dilangsungkan, karena mereka terlibat aktif dalam pengajaran dan konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Alat peraga dapat pula membantu siswa berfikir logis dan siistematis, sehingga pada akhirnya mereka mempunyai pola berfikir yang diharapkan dalam pemempelajari matematika. Alat peraga mempunyai nilai praktis diantaranya : dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, dapat mengatasi datas-batas riang kelas,yaitu untuk benda-benda yang terlalu besar atau berat, dapat mengatasi bila benda perlu dilihat terlalu kecil yaitu dengan modelnya, dan dapat membangkitkan belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan belajar, khususnya untuk mata pelajaran matematik, karena matematika obyeknya adalah abstrak, maka alat peraga sangat berguna sekali yaitu sebagai jembatan bagi siswa untuk berfikir abstrak dari hal-hal yang konkret.
Fungsi alat peraga matematika yang lain adalah:
1.      Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya salah komunikasi
2.      Untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar
3.      Untuk membangkitkan minat belajar siswa
4.      Dappat disajikan sesuai tingkat belajar siswa
5.      Menghindari terjadinya verbalisme
6.      Sebagai obyek untuk menyempurnakan nilai-nilai manfaat alat pearaga

7.      Untuk membantu siswa lebih dalam memahami sesuatu
f)      Pengertian Pankuret
             Alat peraga ini disebut dengan “ Pankuret “ karena sesuai dengan dari bahan yang digunakan untuk mendisain alat peraga dari : Pan ( Papan ) Ku ( Paku ) Ret ( Karet ). “ Pankuret” adalah alat peraga yang dapat digunakan untuk menunjukkan bentuk-bentuk  bangun datar ( segi tiga, segiempat, trapesium, belah ketupat, dll ) dan untuk menerangkan konsep keliling dari suatu bidang.
Penggunaan pankuret
             Ambil karet lalu kaitkan pada paku kemudian buat bidang geometri yang dikehendaki ( missal persegi, persegi panjang, trapesium, belah ketupat, dll ).
Cara penggunaan peraga ‘ Pankuret “ dalam pembelajaran matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang adalah sebagai berikut : Ambil karet lalu kaitkan pada paku kemudian buat bidang geometri yang dikendaki missal persegi atau persegi panjang. Lalu hitunglah dari tepi ada berapa langkah paku dalam satu kali putaran, satu kali putaran menunjukkan keliling suatu bangun.
g)      Pengertian Persegi dan persegi panjang
             Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku.
Sebuah persegi dapat menempati bingkainya dengan 8 cara :
a.         Letak semula
b.        Dilipat menurut sumbu simetri PQ
c.         Dilipat menurut sumbu simetri RS
d.        Dilipat menurut diagonal AC
e.         Dilipat menurut diagonal BD
f.         Diputar setengah putaran searah jarum jam
g.        Diputar seperempat putaran searah jarum jam
h.        Diputar tiga perempat searah jarum jam
Sifat-sifat persegi meliputi :
a.       Keempat sisi sama panjang dan sisi yang berhadapan sejajar
b.      Kedua diagonalnya sama panjang
c.       Kedua diagonalnya berpotongan dan membagi dua sama panjang
Karena ada kesamaan sifat dengan persegi panjang, maka persegi didefinisikan sebagai persegi panjang keempat sisinya sama panjang.
Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Rusuk terpanjang disebut sebagai panjang dan terpendek disebut sebagai lebar.
Persegi panjang dapat menempati bingkainya dengan empat cara :
a.       Letak semula persegi panjang pada bingkainya
b.      Letak persegi panjang menurut sumbu simetri PQ
c.       Letak persegi panjang menurut sumbu simetri RS
d.      Letak persegi panjang menurut yang diputar setengah putaran pada pusatnya
Sifat-sifat persegi panjang meliputi :
a.       Keempat sudutnya siku-siku
b.      Sisi yang berhadapan sama panjang
c.       Kedua diagonalnya sama panjang saling memmbagi dua sama panjang
             Berdasarkan sifat-sifatnya maka persegi panjang adalah segiempat yang keempat sudutnya siku-siku berhadapan sama panjang dan sejajar.
 Keliling persegi dan persegi panjang
             Keliling persegi :
                         K = 4 x a
                         Keterangan K = keliling persegi
                                             a = sisi persegi
             Keliling persegi panjang :
                         K = ( 2 x p ) + ( 2 x l )
                         Keterangan K = keliling persegi panjang
                                            P = panjang persegi panjang
                                            L = lebar persegi panjang
2.      Penelitian Yang Relevan
                        Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, yaitu :
1.      Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh pembelajaran dengan mengggunakan alat peraga terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Ma’arif Borobudur Magelang tahun ajaran 2007/ 2008 menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi belajar matematika yang diajar menggunakan alat peraga dalam kategori tinggi.

2.      Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wayan dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Prestasi belajar matematika bangun datar segiempat melalui penggunaan alat peraga siswa kelas VII A UPTD SMP N TAPEL 2005/2006 menunjukkan  bahwa prestasi belajar matematika materi bangun datar meningkat.
3.      Kerangka pikir
                        Proses pembelajaran matematika di kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang dilakukan dengan metode ekspositori. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam matematika sangat rendah. Sebagian besar siswa cenderung diam jika ditanya oleh guru, tidak bersedia bertanya jika mengalami kesulitan, dan tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Setelah di adakan ujian, sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan soal atau memecahkan masalah yang diberikan.
                        Melihat situasi yang demikian dan berdasarkan kajian toritik yang telah dikemukakan maka peneliti bermaksud untuk berkolaborasi dengan guru mata pelajaran matematika siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dan pemecahan masalah siswa dalam matematika dengan menerapkan pembelajaran  matematika menggunakan alat peraga pankuret. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Melalui penggunaan alat peraga, siswa meempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
4.      Hipotesis Tindakan
                  Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui pankuret sebagai alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang.
  
     E.     METODOLOGI PENELITIAN
1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar MI MA ARIF Ngadipuro Dukun kabupaten Magelang. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaaran 2009/2010.
2.      Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun kabupaten Magelang.
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penggunaan alat peraga pankuret bagi siswa kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun kabupaten Magelang.
3.      Jenis  Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim, terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan alat peraga pankuret dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran matematika.
4.      Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action, Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :


a.       Siklus 1
1)      Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a)      Menyusun materi rencana pembelajaran yang difokuskan pada mengajarkan strategi pembelajaran aktif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota teman sekelas dalam memecahkan masalah. Rencana pembelajaran akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b)      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c)      Menyusun dan mempersiapkan soal untuk melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas III MI MA ARIF Ngadipuro Dukun Kabupaten Magelang
d)     Melakukan wawancara dengan siswa dan guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dengan observasi dan angket
e)      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran aktif. Lembar observasi digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi peneliti.
f)       Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.
2)      Action (Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di lapangan.
3)      Observation (Observasi)
Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan  observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4)      Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi, masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya peningkatan minat dan prestasi siswa.
b.      Siklus 11
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I. Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi Planning, Action, Observasi, dan Refleksi



.  
5.      Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan :
a)      Teknik Observasi
Observasi pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau kelompok yang diamati.
b)      Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru trhadap model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang sulit dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.
c)      Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan keliling persegi dan persegi panjang.
d)     Angket
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat siswa terhadap pelajaran matematika.
e)      Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6.      Instrument Penelitian
Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak terjadi di kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a)      Pedoman Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman observasi minat dan prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini berfungsi sebagai lembar pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, juga sebagai lembar pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi belajar siswa. 
b)      Tes
Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum diberikan tindakan dan setelan diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu yang diberikan pada akhir siklus I dan II.


c)      Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain. 
d)     Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan siswa terhadap  pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi siswa pada pelajaran matematika.
e)      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan hasil pekerjaan siswa.
f)       Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif.
7.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket, tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

2)      Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3)      Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan  kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian yang luas.
Analisis dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan cara :
a)      Menghitung skor setiap aspek yang diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi guru kelas IV sebagai pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya, yaitu dimana pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b)      Menghitung besar presentase skor yang diperolah dengan cara:
Presentase (P) = Skor  yang  diperoleh            X 100%
Banyak aspek X skor tertinggi

c)      Menghitung rata-rata prestasi siswa setiap siklus
d)     Mengkategorikan rata-rata prestasi siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat simpulan mengenai prestasi siswa.






Kriteria prestasi siswa
Presentase
Kategori
P >  80%
60%  < P < 80%
40%  < P < 60%
20% < P < 40%
P < 20%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
 
8.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
1.             Meningkatnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika yang dilihat selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dari peningkatan presentase angket belajar matematika siswa
2.             Adanya peningkatan hasil belajar jangka pendek yang ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tes dan tugas pada setiap siklus
3.             Adanya respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa










DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineksa Cipta, 2002.
Daitin Tarigan, Pembelajaran Matematika Realistik, Jakarta : Depdiknas, 2006.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005.
Engkos Koswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara, 1988.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung:
UPI, 2003. 
Http://id.Wikipedia.org/wiki/persegi_panjang, diakses pada hari kamis tanggal 23 juli.
Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika, Malang : Universitas Negeri Malang, 2005.  
Sindhureja, Pengantar Pendidikan Bagian Pertama, Yogyakarta : UST, 1998.
Sumardi Suryabrata, psikologi Pendidikan, Jakarta : CV Rajawali, 1987.
Suryosubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar