My Widget

Jumat, 09 September 2016

Contoh Proposal (PTK) Minat dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Kalkulator Jari Matematika

PROPOSAL PENELITIAN


  1. Judul Penelitian
Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Kalkulator Jari Matematika Sebagai Media Berhitung Siswa Kelas III SD N I Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang Tahun Ajaran 2009 / 2010.

  1. Bidang Ilmu
            Sehubungan dengan judul penelitian diatas maka bidang ilmu dari penelitian ini adalah pendidikan matematika.

  1. PENDAHULUAN
1)      Latar Belakang Masalah
                  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
                  Masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Hasil Belajar bukan hanya aspek kemampuan mengerti matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga aspek sikap terhadap matematika. Menurut (Zulkardi, 2003), Hal tersebut dilatar belakangi dengan pendapat umum yang menyatakan pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang tercantum dalam daftar pelajaran yang sulit, bahkan paling sulit dimengerti. Hal tersebut disebabkan bukan hanya karena siswa kurang berminat belajar matematika tetapi juga disebabkan antara lain olh guru, yaitu dalam penyampaian materi matematika, guru kurang komunikatif atau kurang komunikatif. Hal inilah yang menyabakan siswa beranggapan matematika adalah salah satu pelajaran yang sulit dan membingungkan sehingga siswa merasa malas atau kurang berminat dalam mengikuti kegiatan belajar matematika. Selain itu, dengan penyampaian materi oleh guru yang kurang komunikatif menyebabkan siswa enggan untuk aktif dalam setiap kegiatan belajar matematika. Andi hakim Nasution (1988:243) menyatakan bahwa dalam suatu pengajaran yang berkaitan suatu materi kurikulum tertentu prinsip keterlaksanaan dipengaruhi oleh 4 komponen pokok yaitu pembawa materi, pengkaji materi, pendekatan dan penerima materi. Pengaturan materi kurikulum tersebut dinamakan strategi belajar mengajar. Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan pencapaian prestasi siswa kurang antara lain, pada pengajaran matematika sampai sekarang ini masih menggunakn strategi belajar mengajar langsung dan sempit maksudnya adalah materi pelajaran yg dibawakan guru itu sempit / dikumpulkan oleh guru itu sendiri, penyajinya guru itu sendiri pendekatan yang digunakan deduktif dan siswa yg menerimanya adalah kelompok besar, padahal bila dilihat dari kombinasi yang ada dalam strategi pembelajaran paling tidak ada 81 kombinasi yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran.
                  Sehubungan dengan itu pula guru sangatlah berperan dalam rangka membantu siswa agar berkembang secara optimal sesuai dangan kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peserta didik dapat paham dan mengerti materi yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi yang mereka capai tinggi. Hal ini didasari oleh fungsi pendidikan, yaitu membimbing anak kearah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak ( Prof. Dr. S. Nasution, M. A, 2008 : 45 ). Dengan demikian, pada setiap pengajaran ada tujuan yang harus dicapai dan untuk pencapaian tujuan tersebut kita perlu menyampaikan topik - topik yang didalamnya ada konsep - konsep yang harus sampai pada siswa, dan untuk itu diperlukan pendekatan tertentu seperti pemecahan masalah, latihan soal, latihan menghafal, dan mungkin pendekatan yang lainnya.
                  Selain itu, guru juga dituntut kesungguhannya dalam memberikan bimbingan belajar sekolah dasar karena pendidikan sekolah dasar merupakan tonggak keberhasilan untuk jenjeng pendidikan selanjutnya, sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah dasar yaitu, memberikan bekal kemampuan bagi kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara serta memberikan bekal untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini didasarkan pada siswa sekolah dasar ( SD ) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan obyek yang bersifat konkrit.
                  Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan obyek konkrit yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat Bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkrit dapat melalui tahapan konkrit, semi konkrit, dan selanjutnya abstrak.
                  Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja. Sehingga menuntut siswa belajar aktif dalam proses belajar matematika di kelas dan menggali minat siswa supaya materi yang disampaikan guru tidak mudah dilupakan siswa. Seperti pepatah cina, “Saya mendengar maka saya lupa, saya malihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti“(Heruman, 2007). 
2)      Identifikasi Masalah
Matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang hitung dan pasti yang meliputi beberapa pokok bahasan. Maka dari itu keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Faktor internal atau faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misal :
·         Faktor Psikologis yaitu faktor yang menyangkut minat, bakat, motivasi, keterampilan dan kreatifitas siswa.
            Bagi siswa apabila dalam kegiatan belajar tidak mempunyai salah satu faktor diatas maka akan mempengaruhi keberhasilan atau prestasi siswa dalam belajar karena faktor tersebut diatas merupakan dasar atau landasan untuk membangkitkan siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mencapai prestasi yang tinggi.
2. Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi:
·         Faktor lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial
Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena lingkungan sekitar juga yang mendukung siswa untuk belajar aktif demi prestasi yang akan dicapai siswa. Karena dengan lingkungan yang tidak mendukung dalam proses belajar akan mengakibatkan siswa masa bodoh atau cuek dalam proses belajar tersebut dan prestasi yang dicapai siswa pun mengecewakan.
·         Faktor instrumen yang meliputi kurikulum / bahan pengajaran, guru, sarana / prasarana dan administrasi.
Guru dituntut dalam penyampaian materi harus komunikatif, menarik dan tidak membosankan antara lain bias dengan menggunakan alat peraga atau dengan metode yang menyenangkan bagi siswa karena demikian dapat membangkitkan minat dan semangat siswa untuk belajar.
                        Dengan demikian, dapat disimpulkan keberhasilan pencapaian prestasi siswa yang tinggi sangat bergantung dengan strategi yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar.
3)      Pembatasan Masalah
Proposal penelitian ini disusun dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Menggunakan Kalkulator Jari Matematika Sebagai Media Berhitung Siswa Kelas III SD N I Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang Tahun Ajaran 2009 / 2010 “.Untuk menghindari kesalah pahaman, maka penulis memberikan batasan judul sebagai berikut :
            Materi yang disajikan adalah materi Sekolah Dasar kelas III pokok bahasan perkalian.
            Media yang digunakan adalah Kalkulator Jari Matematika yang tidak lain jari tangan kita. Penulis menggunakan jari tangan sebagai media perhitungan perkalian.
            Peneliti membatasi operasi perkalian  mulai angka 6 sampai dengan 20 atau bisa disebut “ KEJAR “ jari tangan I sampai V. Kalkulator  ekonomis “ KEJAR “ jari tangan / kalkulator darurat diberikan lambing “ K “ yang disetiap bab nya ada rumus-rumus tersendiri.
4)      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, adapun masalah yang akan dibahas penulis dalam proposal penelitian ini sebagai berikut :
            “ Bagaimana menerangkan operasi perkalian dengan menggunakan kalkulator jari untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas III SD N 1 Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang “.

5)      Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang penulis kemukakan tersebut, maka tujuan dari penulis adalah :
                                   1)     Meningkatkan minat belajar matematika bagi siswa agar prestasi siswa meningkat.
                                   2)     Agar siswa lebih memahami dan mendalami materi perkalian dengan mudah.
                                   3)     Dengan media jari tangan dalam perhitungan perkalian diharapkan lebih tertarik terhadap pelajaran matematika sehingga akan menambah minat belajar matematika siswa dan menghilangkan rasa takut siswa terhadap pelajaran matematika.
                                   4)     Agar para guru / calon guru dapat memperluas kemampuan dan kreativitas dalam mengajar khususnya dalam operasi perkalian, mengajak siswa untuk belajar matematika secara menyenangkan sehingga tidak ada lagi pandangan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit.
                                   5)     Menjadi bahan referensi bagi peneliti pemula untuk penelitian yang sejenis.   
6)      Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a.       Bagi Siswa
Dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru serta dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
b.      Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan kajian untuk penelitian lebih lanjut mengenai metode perkalian dengan menggunakan kalkulator jari matematika sebagai medianya.
c.       Bagi Guru Matematika
Memberi masukan pada guru matematika tentang proses pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan kalkulator jari matematika sebagai media untuk mempermudah operasi hitung perkalian yang menyenangkan bagi siswa sehingga dapat memotivasi guru matematika dalam menerapkan model pembelajaran yang ada agar siswa merasa senang dalam proses belajar matematika.

  1. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1)      Deskripsi Teori
a.      Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu ( Dep. P dan K, 1988 : 583 ). Setelah mulai belajar hendaknya siswa benar-benar menaruh minat terhadap pelajaran yang diikuti. Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila ada pemusatan atau konsentrasi perhatian terhadap pelajaran itu. Minat merupakan salah satu factor yang memungkinkan konsentrasi itu. Selain untuk pemusatan berfikir, minat juga dapat menimbulkan kegembiraan dalam belajar. Kegembiraan akan memperbesar daya kemampuan belajar, dan tidak mudah menjadi lupa. Sebaliknya belajar dengan perasaan tidak gembira akan membuat pelajaran itu semakin berat
( Abu Ahmadi ; 1986 : 14 ).
Menurut Winkel ( 1986 : 30 ) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang studi / hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Selain itu, Hilgard ( Slameto, 1986 : 58 ) memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang.

           
b.      Prestasi Belajar Matematika
1. Pengertian Prestasi
Prestasi belajar berarti hasil studi yang dicapai selama mengikuti pelajaran dalam periode tertentu disuatu lembaga pendidikan dengan hasil yang dinyatakan melalui penilaian yang dapat diwujudkan dengan angka atau simbol.
Prestasi merupakan hasil dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif melalui proses pengukuran dan penilaian ( Purwadarminta, 1992 : 787 ). Prestasi adalah taraf kemampuan anak untuk menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan ( Fudyanto, 1995 : 19 ). Raymond dan Judith ( 2004 : 132 ) mengemukakan prestasi merupakan kualitas dalam kemajuan belajar yang didokumentasikan dengan nilai. Sedang menurut Winkel ( 1983 : 314 ) mengemukakan bahwa penilaian atau evaluasi diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, selain itu juga peninjauan terhadap komponen-komponen yang membentuk proses belajar mengajar.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian ( M. Salahudin, 1990 : 27 ). Belajar bersifat ganda, dengan kata lain belajar terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar dalam waktu bersamaan. Otak senantiasa dibanjiri stimulus dan otak memilih fokus tertentu saat demi saat ( Deporter, 2000 : 65 ). Menurut Akhmad Sudrajat ( 2008 ) belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, baik disekolah, di kelas, dijalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya ( Oemar Hamalik, 2008 : 154 )
3. Pengertian Matematika
Dalam sejarahnya matematika berasal dari kata “ mathan “ atau “ manthana “ ( Yunani ) artinya mempelajari atau mungkin juga berasal dari kata “ medha “ ( sansekerta ) artinya kepandaian atau intelegensi. Pada saat ini matematika merupakan terjemahan dari “ mathematics “ ( Inggris ) atau “ wishunde “ ( Belanda ) ( MK. Alamsyah, 2004 : 15 ).
Sedangkan menurut Gawatri, dkk ( 2000 ) matematika adalah terjemahan dari mathematics. Namun arti atau definisi yang tegas dari matematika tidak dapat diterapkan secara pasti ( eksak ) dan singkat. Pada pencarian kebenaran dalan matematika sangatlah berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya. Metode mencari kebenaran dalam matematika adalah metode deduktif, sedangkan pada ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Sementara dalam matematika dalam mencari kebenaran bias dimulai dengan metode induktif, yang kemudian generalisasi yang untuk semua keadaan tadi harus dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi sifat, teori / dalil itu brlum dapat diterima kebenarannya sebelum dibuktikan secara deduktif.
Alasan utama matematika perlu dipelajari adalah karena kegunaannya untukumat manusia yang sedikit banyak telah kita lihat. Dalam belajar matematika manusia dapat :
a.       Menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat, yaitu dalam telekomunikasi sehari-hari seperti dapat berhitung, menghitung isi, luas dan berat.
b.      Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data.
c.       Menyelesaikan persoalan bidang studi lain.
d.      Menggunakan kalkulator dan komputer.
e.       Berdagang dan belanja.
f.       Berkomunikasi melalui tulisan / gambar seperti membaca grafik dan presentasi, dapat membuat catatan dengan angka-angka dan lain-lain.
Matematika dipelajari karena matematika dapat mendukung bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, statistika dan bidang ilmu yang lain.
Matematika selain dapat dipergunakan untuk memperlihatkan fakta dan menyelesaikan persoalan, juga dapat dipakai sebagai alat prakiraan seperti prakiraan cuaca, pertumbuhan penduduk, keberhasilan belajar. Selain itu matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alat canggih seperti kalkulator dan komputer. Matematika dipelajari seperti ilmu lainnya yaitu terpeliharanya matematika itu sendiri demi peninggalan kebudayaan.
c.       Kalkulator Jari Matematika
Kejar “ K “ artinya Kalkulator Ekonomis Jari Tangan atau Kalkulator Darurat / Sederhana diberikan lambang “ K “. Kalkulator jari matematika merupakan alat atau media berhitung yang dapat membantu siswa untuk mempermudah perhitungan matematika. Namun, ditengah maraknya serbuan benda-benda teknologi kadang-kadang memberi sisi yang kurang baik dengan perkembangan siswa. Misalnya, saja penggunaan kalkulator di kalangan anak-anak. Selain menyebabkan logika anak menjadi terhambat, penggunaan kalkulator dapat menimbulkan ketergantungan. Tentunya hal ini sangat kurang bagus. Dengan demikian kalkulator jari dapat digunakan untuk mempermudah berhitung siswa dalam pengajaran matematika tanpa menimbulkan efek negative terhadap siswa. Untuk itu, A . Nur Widiastuti menciptakan jari hitung cepat yang berisi materi kalkulator jari tangan dan berhitung cepat. Tujuannya adalah memberikan salah satu solusi kemudahan dan kecepatan dalam dunia hitung menghitung sehingga dapat membantu para siswa disekolah khususnya dalam mata pelajaran matematika.
Metode berhitung menggunakan jari diciptakan dan ditemukan sejak tahun 1953 oleh Drs. Hendra BC, dan sudah disosialisasikan kesekolah-sekolah sejak tahun 1960an. Dengan ditemukannya kalkulator jari matematika ini dapat menuntun siswa dengan memaksimalkan jari-jari tangan siswa sebagai “ kalkulator “ yang akan melepaskan ketergantungan berhitung dengan alat. Dengan menggunakan jari siswa dapat menghitung operasi KALIBATAKU yaitu, Kali, Bagi, Tambah, dan Kurang.
Keunggulan berhitung dengan menggunakan kalkulator jari matematika adalah :
1)      Tidak membebani memori otak.
2)      Tidak merubah metode dasar ( logika ) matematika.
3)      Menggunakan rumus matematika yang sudah baku.
4)      Dapat menghitung KALIBATAKU yaitu, Kali, Bagi, Tambah, Kurang.
5)      Dapat menghitung pecahan, keliling, luas, volume.
6)      Dapat menghitung akar pangkat 2, akar pangkat 3.
7)      Dapat menghitung factor prima, FPB, KPK, dll.
8)      Memiliki kurikulum yang relevan dengan KTSP matematika SD.
9)      Mengacu pada belajar sambil maen tetapi hasilnya bukan maen.
10)  Alatnya gratis, tanpa khawatir tertinggal / hilang / disita.
Dengan demikian, salah satu upaya mengubah prediksi siswa tentang pelajaran matematika sulit yaitu dengan cara penanaman konsep berhitung pada anak usia sekolah dasar, misalnya penanaman konsep berhitung dengan menggunakan kalkulator jari matematika atau metode berhitung cepat dengan 10 jari tangan. Sebagai pengetahuan dasar berikut adalah penjelasan cara berhitung dengan kalkulator jari matematika atau metode berhitung dengan 10 jari tangan :
Perkalian Sembilan Dengan Jari
Perkalian 1 sampai dengan 10
Sebelumnya kenalilah jari-jari yaitu dengan cara : hitung dari ibu jari kiri dimulai dengan 1 diakhiri 10 tepat ibu jari kanan.
Contoh perkalian 1 x 9
Langkah-langkah :
    1. Buka telapak tangan menghadap muka.
    2. Lipatlah ibu jari kiri ( sebagai angka 1 ).
    3. Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 0 jari puluhan ).
    4. Sebelah kanan jari dilipat sebagai abgka satuan ( dalam hal ini sebanyak 9 jari satuan ).
    5. Hasil 1 x 9 adalah +9 satuan.
    6. Jadi 1 x 9 = 9
Contoh perkalian 2 x 9
Langkah-langkah :
    1. Buka telapak tangan menghadap muka.
    2. Lipatlah telunjuk kiri ( sebagai angka 2 ).
    3. Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 1 jari puluhan ).
    4. Sebelah kanan jari dilipat sebagai abgka satuan ( dalam hal ini sebanyak 8 jari satuan ).
    5. Hasil 2 x 9 adalah 1 puluhan  + 8 satuan.
    6. Jadi 2 x 9 = 18
Contoh perkalian 3 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.                  Lipatlah jari tengah kiri ( sebagai angka 3 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 2 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai abgka satuan ( dalam hal ini sebanyak 7 jari satuan ).
e.                   Hasil 3 x 9 adalah 2 puluhan  + 7 satuan.
f.                   Jadi 3 x 9 = 27
Contoh perkalian 4 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari manis kiri ( sebagai angka 4 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 3 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai abgka satuan ( dalam hal ini sebanyak 6 jari satuan ).
e.       Hasil 4 x 9 adalah 3 puluhan  + 6 satuan.
f.       Jadi 4 x 9 = 36
Contoh perkalian 5 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari kelingking kiri ( sebagai angka 5 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 4 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 5 jari satuan ).
e.       Hasil 5 x 9 adalah 4 puluhan  + 5 satuan.
f.       Jadi 5 x 9 = 45
Contoh perkalian 6 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari kelingking kanan ( sebagai angka 6 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 5 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 4 jari satuan ).
e.       Hasil 6 x 9 adalah 5 puluhan  + 4 satuan.
f.       Jadi 6 x 9 = 54
Contoh perkalian 7 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari manis kanan ( sebagai angka 7 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 6 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 3 jari satuan ).
e.       Hasil 7 x 9 adalah 6 puluhan  + 3 satuan.
f.       Jadi 7 x 9 = 63
Contoh perkalian 8 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari tengah kanan ( sebagai angka 8 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 7 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 2 jari satuan ).
e.       Hasil 8 x 9 adalah 7 puluhan  + 2 satuan.
f.       Jadi 8 x 9 = 72
Contoh perkalian 9 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah jari telinjuk kanan ( sebagai angka 9 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 8 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 1 jari satuan ).
e.       Hasil 9 x 9 adalah 8 puluhan  + 1 satuan.
f.       Jadi 9 x 9 = 81
Contoh perkalian 10 x 9
Langkah-langkah :
a.       Buka telapak tangan menghadap muka.
b.      Lipatlah ibu jari kana n( sebagai angka 10 ).
c.       Sebelah kiri jari dilipat sebagai angka puluhan ( dalam hal ini sebanyak 9 jari puluhan ).
d.      Sebelah kanan jari dilipat sebagai angka satuan ( dalam hal ini sebanyak 0 jari satuan ).
e.       Hasil 10 x 9 adalah 9 puluhan  + 0 satuan.
f.       Jadi 10 x 9 = 90

Perkalian 6 sampai 10 ( KEJAR I )
a.       Bukalah telapak kedua tangan.
b.      Ibu jari sebagai angka 6, jari telunjuk sebagai angka 7, jari tengah sebagai angka 8, jari manis sebagai angka 9, dan jari kelingking sebagai angka 10.

Contoh perkalian 6 x 6
      Caranya : Ibu jari tangan kiri dan kanan dilipat.
Jari yang tidak terlipat kiri dan kanan dikalikan ( jari kiri 4 dan jari kanan 4 ) jadi 4 x 4 = 16.
Jari yang terlipat dijumlahkan ( jari kiri 1 dan jari kanan 1 ) jadi 1 + 1 = 2
Kemudian 2 ditambahkan pada puluhan angka 16 ( 2 + 1 = 3 ) sedangkan angka satuannya tetap 6.
Jadi hasil perkalian 6 x 6 = 36.
Contoh perkalian 6 x 7
Caranya : Lipatlah ibu jari sebelah kanan sebagai angka 6, lipatlah ibu jari telunjuk sebelah kanan sebagai agka 7.
Jari kiri yang tidak terlipat ada 4 sedangkan jari kanan yang tidak terlipat ada 3, kemudian dikalikan ( 4 x 3 = 12 ).
Jari kiri yang terlipat ada 1 sedangkan jari kanan yang terlipat ada 2, kemudian dijumlahkan ( 1 + 2 = 3 ).
Jumlahkan angka 3 ke puluhan angka 12 ( 1 + 3 = 4 ) sedangkan satuan angka 12 tetap 2. Jadi perkalian 6 x 7 =  42.
Seperti itulah caranya sampai dengan perkalian 9 x 9.

Perkalian 11 sampai dengan 15 ( KEJAR II )
      Langkah-langkah :
    1. Genggamlah kedua tangan menghadap muka.
    2. Hitunglah dari kelingking secara bersama-sama kedua tangan dimulai dengan 11 sampai dengan 15 berakhir di ibu jari ( pada saat menghitung jari tangan dibuka ).
    3. Satu jari terbuka sebagai puluhan diartikan 10.


Rumus perkalian 11 sampai dengan 15
100 + ( A1 + A2) + A x B
Keterangan :
·         Angka 100 konstan / tetap.
·         A1 dan A2 jari terbuka sebagai puluhan ( dijumlahkan ).
·         A dan B jari terbuka sebagai satuan ( dikalikan ).
Contoh perkalian 11 x 11
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking tangan kiri ( sebagai angka 11 ) dan kelingking tangan kanan anda ( sebagai angka 11 ).
Tangan kiri terbuka 1 “A“ ( sebagai angka 10 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 1 “B“ ( sebagai angka 10 “A2 “ ).
Hasilnya 100 + (10 + 10) + (1 x 1) = 121.
Contoh perkalian 11 x 12
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking tangan kiri ( sebagai angka 11 ) dan jari manis tangan kanan anda ( sebagai angka 12 ).
Tangan kiri terbuka 1 “A“ ( sebagai angka 10 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 2 “B“ ( sebagai angka 20 “A2 “ ).
Hasilnya 100 + (10 + 20) + (1 x 2) = 132.
Contoh perkalian 15 x 13
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelima jari tangan kiri ( sebagai angka 15) dan kelingking, jari manis, jari tengah tangan kiri ( sebagai angka 13 ).
Tangan kiri terbuka 5 “A“ ( sebagai angka 50 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 3 “B“ ( sebagai angka 30 “A2 “ ).
Hasilnya 100 + (50 + 30) + (5 x 3) = 195.

Perkalian 15 sampai dengan 20 ( KEJAR III )
      Langkah-langkah :
    1. Genggamlah kedua tangan menghadap muka.
    2. Hitunglah dari kelingking secara bersama-sama kedua tangan dimulai dengan 16 sampai dengan 20 berakhir di ibu jari ( pada saat menghitung jari tangan dibuka ).
    3. Satu jari terbuka sebagai puluhan diartikan 10.
Rumus perkalian 16 sampai dengan 20
200 + 2( A1 + A2) + A x B
Keterangan :
·         Angka 200 konstan / tetap.
·         A1 dan A2 jari terbuka sebagai puluhan ( dijumlahkan ).
·         A dan B jari terbuka sebagai satuan ( dikalikan ).
Contoh perkalian 16 x 19
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking tangan kiri ( sebagai angka   16 ) dan kelingking, jari manis, jari tengah dan telunjuk  tangan kanan ( sebagai angka 19 ).
Tangan kiri terbuka 1 “A“ ( sebagai angka 10 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 4 “B“ ( sebagai angka 40 “A2 “ ).
Hasilnya 200 + 2(10 + 40) + (1 x 4) = 304.
Contoh perkalian 19 x 20
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking, jari manis, jari tengah dan telunjuk pada tangan kiri ( sebagai angka 19 ) dan jari tangan kanan terbuka semua ( sebagai angka 20 ).
Tangan kiri terbuka 4 “A“ ( sebagai angka 40 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 5 “B“ ( sebagai angka 20 “A2 “ ).
Hasilnya 200 + 2(40 + 50) + (1 x 0) = 380.
Contoh perkalian 18 x 17
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking, jari manis, jari tengah pada tangan kiri ( sebagai angka 18 ) dan kelingking, jari manis tangan kiri ( sebagai angka 17 ).
Tangan kiri terbuka 3 “A“ ( sebagai angka 30 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 4 “B“ ( sebagai angka 20 “A2 “ ).
Hasilnya 200 + 2(30 + 20) + (2 x 3) = 306.
Contoh perkalian 16 x 16
Caranya : Tangan digenggam menghadap muka.
Bukalah kelingking tangan kiri ( sebagai angka
16 ) dan kelingking tangan kanan ( sebagai angka    16 ).
Tangan kiri terbuka 1 “A“ ( sebagai angka 10 “A1“ ) dan tangan kanan terbuka 1 “B“ ( sebagai angka 10 “A2 “ ).
Hasilnya 200 + 2(10 + 10) + (4 x 4) = 256.

    1. Media Berhitung
1. Pengertian Media
Kata “Media“ berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium“, yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”. ( Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain ). Media dalam arti umum adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima ( Santoso S. Hamidjojo ).
Media pendidikan yaitu media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran ( GBPP ) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar ( Sastro S. Hamidjojo ). Media juga merupakan peralatan fisik untuk membawakan / menyampaikan isi pengajaran, kedalamnya termasuk buku, film, dll. Jadi media pendidikan adalah dalam prosos belajar mengajar kehadiran mempunyai arti yang cukup penting, yaitu : Dalam kegiatan belajar ketidakjelasan siswa akan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media perantara.
Selain itu, ada beberapa tafsiran juga tentang pengertian media pengajaran. Sebagian orang menyatakan bahwa media pengajaran menunjuk pada perlengkapan yang memiliki bagian-bagian yang rumit seperti yang diungkapkan oleh Marshall McLuhan, berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedang dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah            ( Oemar Hamalik, 2008 : 202 ). Romiszowski merumuskan media pengajaran “ … as the carries of massages, from some transmitting source   ( which may be a human being or an intimate object ), to the receiver of the massage ( which is our case is the learner ) “. 
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangatlah penting karena pada masa ini siswa masih berfikir konkret, belum mampu berfikir abstrak Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakmampuan guru menjelaskan sesuatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Disini nilai praktek media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam pembelajaran ( Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain, 2002 : 155-156 ).  
2.      Pengertian Berhitung
Berhitung merupakan kata kerja yang mempunyai arti mengerjakan hitungan seperti menjumlahkan, mengurangi, dan sebagainya ( KBBI, 1997 : 355 ). Berhitung merupakan salah satu dasar yang harus ada dalam pengajaran matematika baik ditingkat sekolah dasar maupun yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan berhitung merupakan sarana seseorang untuk dapat mengerjakan soal matematika. Namun rasa takut terhadap pelajaran matematika seringkali menginggapi perasaan siswa disekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan SMA. Penyebab ketakutan akan pelajaran matematika adalah mencakup penekanan berlebih pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan dalam nerhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar matematika, dan penekanan berlebih pada prestasi individu ( www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/19/1104 )
Di usia sekolah anak mampu melihat pola dari pertanyaan matematika yang disodorkan oleh gurunya. Penemuan pola yang disebut juga rumus ini membuat anak mampu menyelesaikan soal matematika lebih cepat dibandingkan temannya yang lain. Anak yang mempunyai tingkat berhitung tinggi merupakan asset untuk mengembangkan banyak hal dalam kehidupan manusia yang membutuhkan keterampilan matematika. Anak lebih mudah menyimpulkan sesuatu dari fakta-fakta yang dianalisa.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai tingkat berhitung matematika, hanya saja tingkat kemampuannya yang berbeda. Hal ini disebabkan kurangnya pengenalan matematika sejak usia dini dan kurangnya latihan-latihan disekolah maupun dirumah yang menyebabkan otak menjadi tidak peka terhadap bahasa matematika.
Berhitung yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana cara berfikir siswa dalam pembelajaran matematika untuk menganalisa dan menggunakan konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dan dapat menggunakan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2)      Kerangka Berfikir
Minat dan prestasi siswa saat ini masih sangat rendah terutama dalam pelajaran matematika. Kurangnya minat belajar mengakibatkan rendahnya kualitas proses dan hasil belajar yang akhirnya mempengaruhi mutu pendidikan yang diselenggarakan.
Minat belajar siswa sangatlah menentukan prestasi belajar yang akan dicapai siswa pada jenjang berikutnya. Hal ini dapat dipahami dengan siswa yang mempunyai minat belajar tinggi untuk belajar. Dengan demikian prestasi belajar yang diperolehpun tinggi. Namun sebaliknya dengan siswa yang mempunyai minat belajar  yang rendah maka prestasi belajar yang diperolehpun rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam proses balajar matematika adalah meningkatkan peran siswa / keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dengan membuat suasana belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan. Sealain itu dengan menggunakan media, dapat menambah semangat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar karena dapat mengajak siswa untuk merasakan bahwa belajar matematika mengasyikkan dan matematika bukan pelajaran yang menakutkan lagi.

3)      Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui kalkulator jari sebagai media berhitung dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika.


  1. METODE PENELITIAN
1)      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan  Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom Action Research ( CAR ). Menurut Suhardjono ( Suharsimi Arikunto, 2007 : 58 ) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan ( Action Research ) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas ( silabus, materi, dan lain-lail ) ataupun output ( hasil belajar ). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas.
2)      Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen Semu.
3)      Subyek dan Obyek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD N I Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang.
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dengan penggunaan kalkulator jari sebagai media berhitung siswa kelas III SD N I Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang.
4)      Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 di kelas III SD N I Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang tahun ajaran 2009 / 2010. Karena sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di SD N I Borobudur, yaitu kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika terutama materi perkalian yang menyebakan prestasi belajar matematika rendah.
5)      Desain Pembelajaran
Pembelajaran matematika kelas III SD N I Borobudur ini didesain dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Adapun prosedur pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
Guru menyampaikan presentasi kelas dan menyampaikan tujuan, membimbing siswa dalam belajar dengan menggunakan stategi pembelajaran aktif dengan menggunakan kalkulator jari matematika. Pada langkah ini guru merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Guru memotivasi siswa agar dapat menilai, memperlihatkan, dan menghayati pelajaran dengan menggunakan media tangan sebagai media hitung. 
b. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan pelajaran sesuai dengan Rancangan Prosedur Pembelajaran ( RPP ) yang telah dibuat. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep-konsep matematika.
1)      Penanaman Konsep Dasar ( Penanaman Konsep ), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
2)      Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
3)      Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampilan dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
c. Penutup
1)      Guru memberi PR
2)      Guru memberikan penghargaan pada siswa yang telah berhasil mencapai kriteria keberhasilan tertentu.
6)      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a)                  Observasi Langsung
Mengamati secara langsung proses pembelajaran matematika di kelas yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan. Untuk membantu proses pengamatan digunakan kamera untuk memotret karena dengan foto dihasilkan data deskriptif tentang kaedah kelas serta aktivitas guru dan siswa dikelas.
b)                  Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Menurut Suharsimi ( 2006 : 150 ) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
c)                  Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan interviewer untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara (Suharmi Arikunto, 2006 : 155). Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang kurang bisa diamati pada saat observasi. Sebelum wawancara terlebih dahulu kita harus membuat pedoman wawancara agar jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variable, dengan keterangan lengkap dan mendalam ( Suharsimi, 2006 : 22 ).
d )        Angket
Data dari angket digunakanuntuk memperkuat data. Angket yang telah dipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi oleh siswa. Bentuk angket yang digunakan adalah angket berbentuk skala bertingkat ( skala likert ) dengan alternatif pilihan jawaban pada setiap butir pertanyaan. Kategori jawaban yang digunakan adalah sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
e )        Dokumentasi
Study dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Dokumentasi yang digunakan berupa daftar nilai ulangan siswa, RP, dan catatan lapangan. Untuk memberikan gambaran secara konkrit mengenai kegiatan pembelajaran juga diadakan dokumentasi / foto.
f  )       Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, kemampuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu / kelompok ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 150 ). Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar matematika pokok bahasan perkalian.
7)      Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan ( planning ), tindakan ( action ), pengamatan ( observation ), dan refleksi ( reflection ). Keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan siklus merupakan keputusan bersama antara peneliti dan guru mitra. Siklus dihentikan jika peneliti dan guru mitra sepakat bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan kalkulator jari sebagai media pembelajaran telah sesuai dengan rencana dan pemahaman konsep pembelajaran matematika sudah meningkat dan mencapai kategori baik.


Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
1.      Siklus 1
a. Perencanaan ( planning )
Pada tahap ini peneliti merancang tindkan yang akan dilakukan dalam penelitian, diantaranya :
                                                              i.      Menetapkan tujuan mengajar dengan media dan merumuskan tujuan yang akan dicapai.
                                                            ii.      Memilih dan menetapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran serta disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan disampaikan dengan mempertimbangkan guru matematika setempat.
                                                          iii.      Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 ( RPP 1 ), yang terdiri dari Soal untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah awal siswa, Lembar Kegiatan Siswa 1 ( LKS 1 ), soal latihan 1, dan Soal Kuis 1 dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas III SD N I Borobudur.
                                                          iv.      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi untuk mengukur tingkat pemahaman konsep pembelajaran matematika dan lembar observasi keterlaksanaan RPP dengan memperhatikan pertimbangan dosen pembimbing.
                                                            v.      Mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, misal : kamera.    
                  b. Tindakan ( action )
            Pada tahap tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu dalam pembelajaran menggunakan alat peraga. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
c. Pengamatan ( observation )
Pada tahap pengamatan, guru mengamati bagaimana situasi belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan. Bagaimana sikap siswa atau tanggapan siswa dalam menerima pelajaran dari guru saat kegiatan belajar berlangsung.
d.      Refleksi ( reflection )
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data, validasi data, dan melakukan diskusi dengan guru mitra untuk mempertimbangkan baik / buruknya tindakan yang telah dilakukan kemudian merumuskan perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.


2.      Siklus 2
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran matematika pada siklus 1. Tahapan pelaksanaan siklus 2 sama dengan siklus 1, yaitu diawali dengan perencanaan ( planning ), dan dilanjutkan dengan tindakan ( action ), pengamatan ( observation ), dan refleksi ( reflection ).
8)      Instrumen Penelitian
1.    Peneliti
Peneliti merupakan instrumen dalam Penelitian Tindakan Kelas karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan menentu seperti halnya banyak terjadi dikelas ( Rochiati Wiraatmaja, 2007 : 96 ). Peneliti bertindak sebagai perencana, pengumpulan data, penganalisis, penafsir data dan sebagai pelapor hasil penelitian.
2.   Lembar Observasi
Partisipasi siswa selama kegiatan belajar berlangsung yang dapat diukur adalah :
a)      Siswa mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang belum jelas.
b)      Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
c)      Apabila guru memberi contoh maka siswa dapat mengikuti.
d)     Siswa berperan aktif selama kegiatan belajar berlangsung.
e)      Siswa mau mencatat materi pelajaran.
f)       Siswa dapat mengerjakan soal secara individu.
g)      Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran diakhir pertemuan.
3.   Pedoman Wawancara
Disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal-hal yang tidak dapat / kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu juga untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
4.   Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi mengenai respon dan minat belajar terhadap pembelajaran matematika yang diberikan guru pada saat proses belajar mengajar.
5.   Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan / latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan / bahan yang dimiliki oleh individu / kelompok. Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variabel ( Suharsimi, 2006 : 150 ).
Tes dilakukan untuk mendapat data tentang prestasi belajar matematika sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan. Tes berbentuk tes individu yang diberikan diakhir siklus I dan diakhir siklus II. Bentuk tes berupa tes uraian.
6.   Studi Dokumentasi
Digunakan untuk memberi gambaran secara konkrit mengenai minat siswa saat proses belajar mengajar dapat berupa foto, nilai ulangan siswa, RP, dan catatan lapangan.
7.      Catatan Lapangan
Merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dipahami, dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitian kualitatif. Fungsinya untuk cross cheeck data dengan data-data yang didapatkan dari instrument lain.
9)      Teknik Analisis Data dan Validasi Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu : observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Analisis Data Observasi
Data observasi yang telah diperoleh dihitung kemudian dipersentasekan, apakah ada kenaikan persentase siswa yang berminat pada pembelajaran matematika sebelum menggunakan kalkulator jari matematika sebagi media hitung dibanding setelah menggunakan kalkulator jari matematika. Apabila ada kenaikan maka penggunaan kalkulator jari matematika sebagai media hitung bermanfaat bagi pembelajaran matematika. Apabila tidak ada kenaikan atau malah turun persentasenya maka siklus perlu diulang lagi.


Tabel 1. Kualifikasi Hasil Persentase Skor Observasi Keaktifan Belajar Matematika Siswa.       
Persentase Keaktifan Belajar Matematika Skor yang Diperoleh
Kategori

75 % - 100 %
50 % - 74,99 %
25 % - 49,99 %
0 % - 24,99 %

Tinggi
Sedang
Rendah
Kurang
( Suharsimi Arikunto, 2006 : 276 )

2.      Analisis Data Angket
Setiap butir jawaban angket dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada tiap butir. Jumlah skor yang diperoleh dipersentasedan dikategorikan sesuai dengan klasifikasi hasil angket partisipasi siswa pada setiap pembelajaran matematika.
Tabel 2. Kualifikasi Hasil Persentase Skor Angket Minat Belajar Matematika Siswa.
Persentase Skor Yang Diperoleh
Kategori

75 % - 100 %
50 % - 74,99 %
25 % - 49,99 %
0 % - 24,99 %

Tinggi
Sedang
Rendah
Kurang
                 
                        Perhitungan persentase adalah :
                        Persentase = Skor keseluruhan yang diperoleh siswa  x 100 %
             Jumlah siswa x Skor maksimal


3.      Analisis Data Prestasi
Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari hasil tes untuk menentukan peningkatan nilai individu untuk mendiskripsikan data dari setiap variabel dilakukan secara diskriptif  kuantitatif.
Penggolongan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa, diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi tingkat keberhasilan menurut ( Djamarah dan Zain, 2006 : 107 ) yaitu :
Tabel 3. Tabel Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Prestasi Belajar Matematika siswa.
Tingkat Keberhasilan
Persentase TingkatKeberhasilan

Istimewa
Sangat Baik
Baik
Kurang

89 %- 100 %
77 % - 88 %
65 % - 76 %
                     < 65 %

4.      Analisis Data Wawancara
Analisis wawancara dengan siswa dan guru mitra dianalisis.

10)  Indikator Kerja
Indikator dalam penelitian ini adalah :
1)   Meningkatkan minat belajar siswa yang dilihat dari peningkatan persentase skor angket minat belajar siswa dengan klasifikasi tinggi ( minimal 65 % ) maupun dari hasil pengamatan menggunakan lembar observasi.
2)   Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa yang dilihat dari presentase hasil tes siswa dengan klasifikasi tinggi ( minimal
60 % ).





            DAFTAR PUSTAKA



Abu Hanafi. 1986. Teknik Belajar yang Tepat. Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya Offset.

De Porter, Bobby. 2002. Quantum Teaching. Bandung : KAIFA.

Dep. P dan K. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Erman Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Kontemporer Bandung.

Gawatri, dkk. 2000. Matematika SMK I. Jakarta : Yudistira.

Hendra. BC. Drs..2005. Aneka Berhitung Cepat Kalkulator Jari Tangan Metode Hand – SIS. Bandung : R3W Media.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : Remaja Rosdakarya.


MK Alamsyah. 2004. Matematika SMK I. Bandung : Armico.

Moh. Uzer Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution,M.A.,Prof.Dr.. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 1991. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardimin, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta : Raja Persada.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

































KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan berkahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Kalkulator Jari Matematika Sebagai Media Berhitung Siswa Kelas III SD N Borobudur I, Kel. Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang.
Terselesainya proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihakbaik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Pardimin, M. Pd, dosen pengampu mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika yang telah memberi pengarahan, bimbingan dan masukan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga proposal ini dapat berguna bagi penulis dan semoga proposal ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.





Yogyakarta,     Juli 2009



Penulis









DAFTAR PUSTAKA



Abu Hanafi. 1986. Teknik Belajar yang Tepat. Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya Offset.

De Porter, Bobby. 2002. Quantum Teaching. Bandung : KAIFA.

Dep. P dan K. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Erman Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Kontemporer Bandung.

Gawatri, dkk. 2000. Matematika SMK I. Jakarta : Yudistira.

Hendra. BC. Drs..2005. Aneka Berhitung Cepat Kalkulator Jari Tangan Metode Hand – SIS. Bandung : R3W Media.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung : Remaja Rosdakarya.


MK Alamsyah. 2004. Matematika SMK I. Bandung : Armico.

Moh. Uzer Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution,M.A.,Prof.Dr.. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 1991. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardimin, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta : Raja Persada.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
PROPOSAL PENELITIAN
A. Judul Penelitian......................................................................... 1
B.Bidang Ilmu................................................................................. 1
C.Pendahuluan............................................................................... 1
1) Latar Belakang Masalah....................................................... 1
2) Identifikasi Masalah ...........................................................  3
3) Pembatasan Masalah............................................................. 3
4) Rumusan Masalah................................................................. 4
5) Tujuan Penelitian.................................................................. 4
6) Manfaat Penelitian................................................................ 4
D.Landasan Teori dan Hipotesis.................................................. 5
1) Deskripsi Teori...................................................................... 5
2) Penelitian Yang Relevan..................................................... 12           
3) Kerangka Berfikir............................................................... 13 
4) Hipotesis Tindakan............................................................. 14
E.Metode Penelitian...................................................................... 14
1) Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 14
2) Subyek dan Obyek Penelitian ............................................ 15
3) Jenis Penelitian..................................................................... 15
4) Prosedur Penelitian............................................................. 15
5) Teknik Pengumpulan Data................................................. 18
6)Instrumen Penelitian............................................................ 19
7) Teknik Analisis Data........................................................... 21
8) Indikator keberhasilan ....................................................... 22
F.Daftar Pustaka.......................................................................... 23













KATA PENGANTAR


Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia dan berkahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Kalkulator Jari Matematika Sebagai Media Berhitung Siswa Kelas III SD N Borobudur I, Kel. Borobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang.
Terselesainya proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihakbaik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Pardimin, M. Pd, dosen pengampu mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika yang telah memberi pengarahan, bimbingan dan masukan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan semoga proposal ini dapat berguna bagi penulis dan semoga proposal ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar