PROPOSAL PENELITIAN
A. Judo
Penelitian
Upaya mengurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi
belajar matematika dengan media alat peraga audio visual siswa SD N Banjarejo
kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul tahun ajaran 2008/2009.
B. Bidang
Ilmu Pendidikan Matematika
Sehubungan judul penelitian di atas maka bidang ilmu
dari penelitian ini adalah pendadakian matematika.
C. Pendahuluan
1.
Latar Belakang Masalah
Masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia
adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Hasil belajar bukan hanya
aspek kemampuan mengerti matematika sebaga pengetahuan, tetapi juga aspek sikap
terhadap matematika. Hal yang melatarbelakangi masalah diatas adalah pendapat
umum yang menyatakan pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang
tercantum dalam daftar pelajaran yang sulit dan ditakuti, bahkan paling sulit
dimengerti (Zulkardi, 2003).
Dunia pendidikan saat ini tengah dihadapkan pada
tuntutan untuk dpat menghasilkan sember daya manusia yang berkualitas yaitu
sumber daya manusia yang mampu menyesuaikan diri diera globalisasi seperti
sekarang ini. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah masing-masing yang
memiliki kompetensi yang dibutuhkn untuk memasuki kehidupan khususnya dunia
kerja yang penuh dengan persaingan dan tantangan.
Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa
symbol; ilmu dedukatif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu
tenteng keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsure yang
tidak didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan
hakikat matematika menurut Soejadi (2000), yaitu memiliki obyek tujuan abtrak,
bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker yang deduktif.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6
atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase
ini adalah operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
logika,meskipun masih terikat dengan obyek yang bersifat konkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih
terikat dengan obyek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam
pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat Bantu berupa media,
dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru
sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran
pada fae konkret, semi konkret, semi abstrak, dam selanjutnya abstrak.
Dalam Matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru
dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan kama
dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan pola
tindakannya. Untuk keperluan anilah, maka diperlukan adanya pembelajaran
melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat
bfakta saja. Karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah cina mengatakan
“Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka
saya mengerti” (Heruman, 2007).
Pengembangan dan perbaikan system pembelajaran
matematika sudah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya adalah usaha
perbaikan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan peerta didik. Saat ini
kurikilum yang berlaku adalah kurikulum 2006 atau kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang
disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP memperhatikan dinamika perkembangan global dan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional serta tuntutan dunia kerja. Selain iti KTSP juga
memperhatikan peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik (BSNP,2006:7-12).
2.
Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa
sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Dalam pembelajaran
matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat Bantu berupa media, dan alat
peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga
lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru
dipahami siwa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama
dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan pola tindakannya.
Untuk itu, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui pembuatan dan
pengertian, tidak hanya sekeda hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ni
akan mudah dilupakan siswa.
Penggunaan media pembelajaran matematika selama ini
kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa takut terhadap
matematika. Suasana belajr di kelas selama ini kurang kondusif, karena tidak
ada media pembelajaran selain buku dan papan tulis. Minat belajar matematika di
SD N Banjarejo selama ini masih rendah karena guru dalam memberikan pelajaran
di kelas kurang inovatif dan monoton.
3.
Pembahasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada upaya
mengurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi belajar matematika dengan media
audio visual siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul tahun ajaran
2008/2009.
4.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
·
Apakah penggunaan alat peraga audio visual dapat
mengurangi rasa takut terhadap pellajaran matematika pada siswa SD N Banjarejo
Kec-Tanjungari Kab-Gunungkdul?
·
Apakah penggunaan alat peraga audiovisual dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa SD N Banjarejo
Kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul?
5.
Manfaat
Ø
Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberi informasi ddalam pengembangan dan menyempurnakan pembelajaran
matematika dengan mengunakan pendekatan yang tepat.
Ø
Bagi Siswa
a.
Siswa tidak merassa jenuh selama guru memberikan
pelajaran matematika di kelas.
b.
Siswa lebih bergairah dalam memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
c.
Apabila siswa bergairah dalam belajar matematika maka
diharapkan hasil prestasi matematika akkan lebih baik.
Ø
Bagi Guru
a.
Guru dapat member pelajaran matematika secara
menyanangkan.
b.
Guru dapat memperbaiki proses pembelajaaran.
6.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk Mengurangi Rasa Takut
Dan Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungsari
Kab-Gunungkidul dengan penggunaan media alat peraga audio visual. Memberi
masukan pada guru untuk mengunakan media audiovisual sebagai alat pembelajaran.
D. Landasan
Teori
1. Diskripsi Teori
a. Rasa Takut
Rasa adalah apa yang dialami oleh manusia baik melalui
lidah atau badan. Takut Merasa tak berani melihat dan sebagainya suatu yang
pada perasaannya akan mendatangkan bencana bagi dirinya. Rasa takut adalah apa
yang dialami manuusia yaitu merasa tak berani terhadap sesuatu yang menurut
dirinya akan menimbulkn bencana dan membahayakan dirinya yang menyulitkannya.
b. Prestasi Belajar Matematika
a)
Prestasi
Adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah
dilakukan atau dikerjakan (Depdiknas, 2005 : 895) Sedangkan menurut Sumadi
suryabrata prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu latihan,
pengalaman yang harus didukung dari kesadaran seseorang atau siswa yang belajar
(Sumadi Suryabrata, 1987 : 87).
b)
Prestasi Belajar
Para ahli memberikan pengertian belajar yang
berbeda-beda. Belajar adalah suatu proses ussaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang relative baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamti secara langsung.
Belajar dapat diartikan sebagai interaktif aktif dengan lingkungan. Melalui
kegiatan pengamatan, pencarian, pemikiran dan penelitian untuk mendapatkan
fakta-fakta baru serta hubungan antara fakta-fakta yang sebelumnya tidak
dimiliki (Diati Tarigan, 2006 : 87). Demikian juga belajar merupakan kegiatan
aktif yang disengaja dengan melibatkan pikiran untuk mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan, tetapi jug unutuk mengembangkan intelektual dan emosional
yang optimal untuk mendapatkan kemampuan menghadapi siituasi baru. Sedangkan
menurut Herman Hujodo bahwa membatasi belaajar sebagai proses aktif dalam
memperoleh pengalaman atau pangetahuan sehingga meenyebabkan pperubahan tingkah
laku (Herman hudojo, 2005 ; 71). Menurut Erman Suherman bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah llaku individu yang relative tetap sebagai hasil dari
suatu latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan orang yang tadinya
tidak tahu setelah memperoleh pengaalaman dari belajar akan menjadi tahu (Erman
Suherman, 2003 ; 70.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar matematika adalah hasil belajar matematika yang diperoleh seorng siswa
setelah mengalami proses belajar matematika yang hasilnya dapat diukur dengan
nilai yang didapat melalui tes.
c. Matematika
Kata
“Matematika” berasal dari kata Mathema dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai
“sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos yang diartikan
sebagai “suka belajar” (Sriyanto, 2007:12)
Matematika merupakan kumpulan butir-butir
pengetahuan benar yang hanya tediri atas dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan
teorema. Selebihnya, kalaulah ada pengetahuan yang tanpak benar, namun belum
dapat dibuktikan maka butir pengetahuan itu belum dianggap kebenaran dan hanya
berupa suatu “takhayul” yang masih perlu dibuktikan (sriyanto, 2007:13).
Matematika
meupakan cabang ilmu yang spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek
yang secara langsung dapat ditangkap oleh indra manusia. Subtansi matematika
adalah benda-benda piker yang bersifat abstrak. Walaupun pada awalnya
matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkret
(geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang
abstak. Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang
kesemuanya itu berperan dalam membentuk proses berfiki matematis, dengan salah
satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis (Sriyanto, 2007:12).
Matematika
adalah ilmu tentang cara berfikir dan mengelola logika baik secara kuantitatif
(Erman sehurman, dkk, 2003:147). Dalam Kamus Besar Sahasa Indonesia matematika
adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional
yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan
(Depdiknas,2005:723). Berikut ini beberapa definisi atau pengertian tentang
matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh R. Soedjadi :
Matemetika adalah
cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara sistematik.
Berikut ini
beberapa definisi atau pengertian tentang matematika oleh beberapa pakar yang
diungkapkan oleh R. Soedjadi:
a)
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematik.
b)
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan
kalkulasi.
c)
Matematika adalahh pengetahuan tentang penalaran logika
dan berhubungann dengan bilangan.
d)
Matematika adalah pengetahuan ttentang fakta-fakta
kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
e)
Matematika adalah ppengetahuan tentang aturan-aturan
yang ketat.
f)
Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur
yang logic (R. Soedjadi, 2000 : 11).
Beberapa
karakteristik matematika, yaitu memiliki objek kajian abstrak, bertunpu pada
kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki symbol yang kosong dari arti,
memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten dalam sistemnya. Secara umum
matematika berguna untuk mengembangkan pola pikir, membentuk kepriibadian, alat
bantu perhitungan dan sebagai media dalam menuangkan ide dan gagasan (R.
Soejadi, 2000 : 15).
d. Media
Untuk dapat lebih mudah memahami uraian
selanjutnya,berikut ini diberikan beberapa pengertian atau terminology yang
banyak digunakan dalam uraian berikut:
a)
Media dalam arti umum
Ø
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang harfiah berarti “perantara atau
pengantar”. (Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain).
Ø
Adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang
penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S. Hamidjojo).
Ø
Adalah sarana disebut chanel, karena pada
hakekatnya media telah mempperluas, mendengar dan melihat dalam batas-batas
jarak ruang tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hamper menjadi
tidak ada (Mc. Luhan).
b)
Media pendidikan adalah
Ø
Media yang penggunaannya diintegrasikan dengan
tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan
belajar mengajar (Sastro S. Hamidjojo).
Ø
Peralatan fisik untuk membawa atau menyampaikan
isi pengajaran, kedalamnya termasuk
buku, film, dll. Dari batasan diatas maka media dapat disimpulkan;
Dalam proses beelajar mengajar kehadiran media
mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kkgiatan tersebut ketidak
jelasan bahan yang disamppaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada annak didik dapat di
sederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan kkeabstrakan bahan
ddapat di konkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih
mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan madia (Syaiful Bahri Djamdrah,
Aswan Zain, 2002 ; 136-137).
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar
mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa ini siswa
masih berfikir konkret, belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media sangat
membantu mereka dalam memahami koonsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu
dijelaskan dengan bahasa. Ketidak mampuan guru menjelaskan suatu bahan itulah
dapat diwakili oleh peranan media. Di sini nilia pratek media terlihat, yang
bermanfaat bagi siswa dan guru dalam pelajaran (Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan
Zain, 2002 ; 155-156).
Nana Sudjana (1991) mengemukaan nilai-nilai praktis
media pengajaran adalah:
a)
Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata
untuk berfikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme.
b)
Dengan media dapat memperbesar siswa untuk belajar.
c)
Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan
belajar sehingga hasil belajar berttambah mantab.
d)
Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri
e. Alat Peraga
Secara ethimologis, alat peraga dapat diartikan sebagai
alat yang memperagakan suatu konsep atau prinsip (Limas, 2004:33). Maksudnya membawa
hal-hal abstrak kedalam bentuk konkrit, dengan dibantu alat peraga.
Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media
pembelajaran yang mengandung atau membawa cirri-ciri dari konsep yang
dipelajari.
Dalam membentuk alat peraga hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1)
Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
2)
Bentuk dan warnanya menarik.
3)
Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).
4)
Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.
5)
Dapat mmenyajikan (dalam bentukreal, gambar atau
diagram) konsep matematika.
6)
Peragaan itu agar supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya
konsep abstrak.
7)
Jika menghadap siswa aktif, alat peraga itu supaya
dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan sedemikian
rupa, atau dipasang atau dilepas, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip penggunaan Alat
Peraga
Dalam penggunaan alat peraga
hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip terutama agar pengunaan alat
peraga tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun yang termasuk
prinsip-pprinsip penggunaan alat peraga sebagai berikut:
1)
Menentukan jenis alat peraga yang tepat, artinya
sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga yang mana yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang hendak dicapai.
2)
Menetapkan atau memperhitungkan subjek yang tepat,
artinya perlu diperhitungkan apakah penggunan alat peraga itu sesua dengan
tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.
3)
Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu,
tepat, dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi yang mana ppada
waktu mengajar alat peraga digunakan. Jadi, tidak setiiap saat atau selama
proses mengajar terus mennerus memperlihatkan atau memjelaskan sesuatu dengan
alat peraga.
f. Audio visual
Audio adalah alat yang dapat didengarkan, Visual adalah
alat yang dapat dilihat. Audiovisual adalah alat yang dapat didengar dan
dilihat.
Pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak selurruhnya
bergantung kepada pemahaman kata atau symbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri
utama teknologi media audiovisual adalah:
Ø
Mereka biasanya bersifat linier.
Ø
Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
Ø
Mereka digunakan dengan cara yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
Ø
Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan
real atau gagasan abstrak.
Ø
Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
Ø
Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan
tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.
2. Penelitian Yang Relevan
Pemikitran tersebut diatas sejalan dengan penelitian
Siswanto (2005 : 12) menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui multimedia
pembelajaran mandiri berbasis computer dapat meningkatkan hasil belajar pada
aspek psikomotor yang mengalami peningkatan adalah sesuai dengan hasil
penelitian. Menurut Abimanyu psikomotor yang signifikan antara kelompok
mahasiswa yang menggunakan multimedia dengan kelompok mahasiswa yang tidak
menggunakan multimedia.
Disamping itu penelitian Suryanto (2004 : 87) tentang
multimedia sebagai alat pembalajaran implantasi janin padaa siswa SLTA yang
menyimpulkan bahwa multimedia member nilai bantu yang cukup signifikan.
Demikian juga penelitian Nuroso (2005 ; 67) menyimpulkan bahwa respon (minat)
mahasiswa terhadap pembelajaran fisika melalui bahan ajar berbasis WEB
(multimedia) adalah sangat tingga.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas dapat
disimpulkan penerapan menggunakan allat peraga audiovisual dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan ternyata tidak
ada kendala yang berarti dengan nilai yang menunjukkuan adanya perubahan positif
baik secara kualitatif maupun.
3. Kerangka Pikir
Menjadi
guru kreatif, professional dan menyenangkan dintutut untuk memiliki
kemampuan-kemampuan mengembangkan pendekatan dan memiliki metode pembelajaran
yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran
mungkin memerlukan pendekatan dengan metode yang berbeda dengan metode
pembelajaran lainnya.
Tugas
dan peran guru ari hari ke hari makin berat seiring dengan perkembangan ilmu
teknologi dan pengetahuan. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru guru di
sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan
kompetensi tinggi dan sikap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan
percaya diri yang tinggi.
Beberrapa
tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan
profesionnalisme adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu
tepat dan mendasar. Dengan kondisi seperti itu guru harus dapat menyesuaikan
diri dengan responsive yang artinya guru harus menguasai dengan baik produk
iptek, terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan seperti pembelajaran
dengan menggunakan media yang baik dan
menarik. Tanpa menguasai iptek yang bauk maka guru akan tertinggal dan menjadi
korban iptek serta menjadi guru yang seadanya.
Untuk
meningkatkan minat belajar dan perhatian siswa kapada matematika guru harus
dapat menciptakan suasana yang menarik, segar dan inovatif. Matematika sebagai
selalu satu pelajaran yang dianggap sulit bagi kebanyakan siswa dibutuhkan
penyampaikan materi yang lain dari biasanya. Apabila disampaikan dengan cara
yang menenangkan dan dengan media yang baik akan membuat perhatian siswa
terhadap materi matematika yang disampaikan oleh guru akan lebih menarik. Salah
satu upaya meeningkatkan minatt belajar tersebut adalah dengan pembelajaran di
kelas menggunakan media alat peraga audiovisual. Dalam penggunaan media alat
peraga Audiovisual banyak nilai plus yang dapat diperoleh siswa maupun guru.
Siswa tidak bosan kerana dalam media alat peraga Audiovisual pembelajaran dapat
disampaikan dengan cara yang menyenangkan, dapat disisipi ilustrasi yang mendukung
pembelajaran. Sedangkan bagi guru adalah guru tidak perlu banyak menulis di
papan tulis, materi dapat disajikan berulang-ulang tanpa harus menulis lagi.
4. Hipotisis
Guru dalam menyampaikan pelajaran matematika di depan
kelas apabila menggunakan media pembelajaran yang menarik akan membuat siswa
lebih bergairah dalam menerima pelajaran. Salah satu media pembelajaran
tersebut yang akan digunakan dalam peneliti ini adalah mesia audiovisual.
Apabila rasa takut siswa terhadap matematika sudah berkurang maka diharapkan
hhasil prestasi belajar matematika juga dapat lebih meningkat.
Jadi hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan
media audiovisual dapat menggurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi
belajar matematika.
E.
Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negri Banjarejo Tanjungsari
Gunungkidul. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaaran
2009/2010.
Alasan
pemilihan tempat penelitian karena sekolah dasar tersebut dekat dengan tempat
tinggal peneliti sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar
penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Banjarejo Kec- Tanjungsari Kab-
Gunungkidul.
Objek
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari
penerapan Media alat peraga Audiovisual pada pelajaran matematika siswa kelas
IV SDN Banjarejo Kec- Tanjungsari Kab- Gunungkidul.
3. Jenis Penelitian
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis
penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti
berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim,
terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan
tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen
atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan Strategi
Pembelajaran Aktif dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran
matematika.
4. Prosedur Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action,
Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara
rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
a.
Siklus I
1)
Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti
merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a)
Menyusun materi rencana pembelajaran
yang difokuskan pada mengajarkan strategi pembelajaran aktif dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama
dengan anggota teman sekelas dalam memecahkan masalah. Rencana pembelajaran
akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b)
Menyusun dan mempersiapkan lembar
observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c)
Menyusun dan mempersiapkan soal untuk
melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal dengan memperhatikan pertimbangan
guru matematika kelas IV SDN Banjarejo. Melakukan wawancara dengan siswa dan
guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain
dengan observasi dan angket
d)
Menyusun dan mempersiapkan lembar
observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran aktif. Lembar observasi digunakan
pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi peneliti.
e)
Menyiapkan peralatan untuk
mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.
2)
Action (Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan
tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan
perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di
lapangan.
3)
Observation (Observasi)
Observasi adalah tahap
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan,
hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4)
Refleksi
Refleksi merupakan
bagian yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang
dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai
observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi,
masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi
akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya
peningkatan minat dan prestasi siswa.
b.
Siklus II
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I.
Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi
Planning, Action, Observasi, dan Refleksi.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta
siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian
ini dilakukan dengan :
a)
Teknik Observasi
Observasi
pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau
kelompok yang diamati.
b)
Teknik Wawancara
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang
terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru
trhadap model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang
sulit dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.
c)
Tes
Tes
adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan
data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat.
d)
Angket
Angket
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana
pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat
siswa terhadap pelajaran matematika.
e)
Teknik Dokumentasi
Teknik
dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi.
Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar
nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk
merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara
konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6. Instrument Penelitian
Instrument
utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat
menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak
terjadi di kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti
bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan
sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti
juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a)
Pedoman Observasi
Observasi
dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan
siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran
matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman observasi minat dan
prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini berfungsi sebagai lembar
pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, juga sebagai lembar
pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi belajar siswa.
b)
Tes
Tes
dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum
diberikan tindakan dan setelan diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu
yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II.
c)
Catatan Lapangan
Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami
dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data
dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain.
d)
Pedoman Wawancara
Pedoman
wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman
wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan
siswa terhadap pembelajaran menggunakan
Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi
siswa pada pelajaran matematika.
e)
Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk
memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto
mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan
hasil pekerjaan siswa.
f)
Angket
Angket
digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi
mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang
diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi
Pembelajaran Aktif.
7. Teknik Analisis Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket,
tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
1)
Reduksi Data
Reduksi
data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakana.
2)
Penyajian Data
Penyajian
data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3)
Penarikan Simpulan
Penarikan
simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisir dalam bentuk pernyataan
kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian
yang luas.
Analisis
dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan
deskriptif kualitatif dengan cara :
a)
Menghitung skor setiap aspek yang
diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi guru kelas IV sebagai
pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya, yaitu dimana
pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b)
Menghitung besar presentase skor yang
diperolah dengan cara:
Presentase (P) =
c)
Menghitung rata-rata prestasi siswa
setiap siklus
d)
Mengkategorikan rata-rata prestasi siswa
setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat
simpulan mengenai prestasi siswa.
Kriteria prestasi siswa
Presentase
|
Kategori
|
P
> 80%
60% < P < 80%
40% < P < 60%
20%
< P < 40%
P
< 20%
|
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
|
8. Indikator Keberhasilan
Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a)
Tindakan yang talah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam Strategi Pembelajaran Aktif.
b)
Setelah tindakan, rata-rata minat dan
prestasi siswa meningkat dari siklus I ke siklus selanjutnya dan telah mencapai
criteria baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Suyono. 2001. Pengaruh Alat Peraga erhadap Prestasi
Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri dan Fungsi
Trigonometri Siswa Kelas I Cawu I SMU Muhammadiyah I Cilacap Kabupaten Cilacap
Tahun Ajaran 2001/2002. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UST.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Rosda.
Herman Hujono. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.
Hj. Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika.
Yagyakarta: Indonesia Cerdas.
Nana Sudjana dan
Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian
Pandidikan.Bandung: Sinar Baru Offset.
Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar