My Widget

Jumat, 09 September 2016

Contoh Proposal PTK Matematika Menggunakan Metode Media Alat Peraga Audio Visual

PROPOSAL PENELITIAN


A.  Judo Penelitian
Upaya mengurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi belajar matematika dengan media alat peraga audio visual siswa SD N Banjarejo kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul tahun ajaran 2008/2009.

B.  Bidang Ilmu Pendidikan Matematika
Sehubungan judul penelitian di atas maka bidang ilmu dari penelitian ini adalah pendadakian matematika.
C.  Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
Masalah utama dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Hasil belajar bukan hanya aspek kemampuan mengerti matematika sebaga pengetahuan, tetapi juga aspek sikap terhadap matematika. Hal yang melatarbelakangi masalah diatas adalah pendapat umum yang menyatakan pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang tercantum dalam daftar pelajaran yang sulit dan ditakuti, bahkan paling sulit dimengerti (Zulkardi, 2003).
Dunia pendidikan saat ini tengah dihadapkan pada tuntutan untuk dpat menghasilkan sember daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang mampu menyesuaikan diri diera globalisasi seperti sekarang ini. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah masing-masing yang memiliki kompetensi yang dibutuhkn untuk memasuki kehidupan khususnya dunia kerja yang penuh dengan persaingan dan tantangan.
Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa symbol; ilmu dedukatif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tenteng keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsure yang tidak didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan hakikat matematika menurut Soejadi (2000), yaitu memiliki obyek tujuan abtrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola piker yang deduktif.
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase ini adalah operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,meskipun masih terikat dengan obyek yang bersifat konkret.
Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan obyek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat Bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fae konkret, semi konkret, semi abstrak, dam selanjutnya abstrak.
Dalam Matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan kama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan pola tindakannya. Untuk keperluan anilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat bfakta saja. Karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Pepatah cina mengatakan “Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti” (Heruman, 2007).
Pengembangan dan perbaikan system pembelajaran matematika sudah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya adalah usaha perbaikan kurikulum agar relevan dengan kebutuhan peerta didik. Saat ini kurikilum yang berlaku adalah kurikulum 2006 atau kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP memperhatikan dinamika perkembangan global dan tuntutan pembangunan daerah dan nasional serta tuntutan dunia kerja. Selain iti KTSP juga memperhatikan peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik (BSNP,2006:7-12).

2.      Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat Bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siwa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola piker dan pola tindakannya. Untuk itu, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui pembuatan dan pengertian, tidak hanya sekeda hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ni akan mudah dilupakan siswa.
Penggunaan media pembelajaran matematika selama ini kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa takut terhadap matematika. Suasana belajr di kelas selama ini kurang kondusif, karena tidak ada media pembelajaran selain buku dan papan tulis. Minat belajar matematika di SD N Banjarejo selama ini masih rendah karena guru dalam memberikan pelajaran di kelas kurang inovatif dan monoton.
 

3.      Pembahasan Masalah
Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada upaya mengurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi belajar matematika dengan media audio visual siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul tahun ajaran 2008/2009.
4.      Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
·         Apakah penggunaan alat peraga audio visual dapat mengurangi rasa takut terhadap pellajaran matematika pada siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungari Kab-Gunungkdul?
·         Apakah penggunaan alat peraga audiovisual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul?

5.      Manfaat
Ø  Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberi informasi ddalam pengembangan dan menyempurnakan pembelajaran matematika dengan mengunakan pendekatan yang tepat.
Ø  Bagi Siswa
a.       Siswa tidak merassa jenuh selama guru memberikan pelajaran matematika di kelas.
b.      Siswa lebih bergairah dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.
c.       Apabila siswa bergairah dalam belajar matematika maka diharapkan hasil prestasi matematika akkan lebih baik.
Ø  Bagi Guru
a.       Guru dapat member pelajaran matematika secara menyanangkan.
b.      Guru dapat memperbaiki proses pembelajaaran.

6.      Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk Mengurangi Rasa Takut Dan Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD N Banjarejo Kec-Tanjungsari Kab-Gunungkidul dengan penggunaan media alat peraga audio visual. Memberi masukan pada guru untuk mengunakan media audiovisual sebagai alat pembelajaran.
D.  Landasan Teori
1.      Diskripsi Teori
a.      Rasa Takut
Rasa adalah apa yang dialami oleh manusia baik melalui lidah atau badan. Takut Merasa tak berani melihat dan sebagainya suatu yang pada perasaannya akan mendatangkan bencana bagi dirinya. Rasa takut adalah apa yang dialami manuusia yaitu merasa tak berani terhadap sesuatu yang menurut dirinya akan menimbulkn bencana dan membahayakan dirinya yang menyulitkannya.

b.      Prestasi Belajar Matematika
a)      Prestasi
Adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (Depdiknas, 2005 : 895) Sedangkan menurut Sumadi suryabrata prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu latihan, pengalaman yang harus didukung dari kesadaran seseorang atau siswa yang belajar (Sumadi Suryabrata, 1987 : 87).
b)      Prestasi Belajar
Para ahli memberikan pengertian belajar yang berbeda-beda. Belajar adalah suatu proses ussaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan  tingkah laku yang relative baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamti secara langsung. Belajar dapat diartikan sebagai interaktif aktif dengan lingkungan. Melalui kegiatan pengamatan, pencarian, pemikiran dan penelitian untuk mendapatkan fakta-fakta baru serta hubungan antara fakta-fakta yang sebelumnya tidak dimiliki (Diati Tarigan, 2006 : 87). Demikian juga belajar merupakan kegiatan aktif yang disengaja dengan melibatkan pikiran untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi jug unutuk mengembangkan intelektual dan emosional yang optimal untuk mendapatkan kemampuan menghadapi siituasi baru. Sedangkan menurut Herman Hujodo bahwa membatasi belaajar sebagai proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pangetahuan sehingga meenyebabkan pperubahan tingkah laku (Herman hudojo, 2005 ; 71). Menurut Erman Suherman bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah llaku individu yang relative tetap sebagai hasil dari suatu latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan orang yang tadinya tidak tahu setelah memperoleh pengaalaman dari belajar akan menjadi tahu (Erman Suherman, 2003 ; 70.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil belajar matematika yang diperoleh seorng siswa setelah mengalami proses belajar matematika yang hasilnya dapat diukur dengan nilai yang didapat melalui tes.
c.       Matematika
   Kata “Matematika” berasal dari kata Mathema dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”, juga mathematikos yang diartikan sebagai “suka belajar” (Sriyanto, 2007:12)
   Matematika merupakan kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya tediri atas dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema. Selebihnya, kalaulah ada pengetahuan yang tanpak benar, namun belum dapat dibuktikan maka butir pengetahuan itu belum dianggap kebenaran dan hanya berupa suatu “takhayul” yang masih perlu dibuktikan (sriyanto, 2007:13).
   Matematika meupakan cabang ilmu yang spesifik. Matematika tidak mempelajari obyek-obyek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indra manusia. Subtansi matematika adalah benda-benda piker yang bersifat abstrak. Walaupun pada awalnya matematika lahir dari hasil pengamatan empiris terhadap benda-benda konkret (geometri), namun dalam perkembangannya matematika lebih memasuki dunianya yang abstak. Obyek matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu berperan dalam membentuk proses berfiki matematis, dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis (Sriyanto, 2007:12).
   Matematika adalah ilmu tentang cara berfikir dan mengelola logika baik secara kuantitatif (Erman sehurman, dkk, 2003:147). Dalam Kamus Besar Sahasa Indonesia matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (Depdiknas,2005:723). Berikut ini beberapa definisi atau pengertian tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh R. Soedjadi :
 Matemetika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara sistematik.
   Berikut ini beberapa definisi atau pengertian tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh R. Soedjadi:
a)      Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.
b)      Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c)      Matematika adalahh pengetahuan tentang penalaran logika dan berhubungann dengan bilangan.
d)     Matematika adalah pengetahuan ttentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
e)      Matematika adalah ppengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
f)       Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic (R. Soedjadi, 2000 : 11).
          Beberapa karakteristik matematika, yaitu memiliki objek kajian abstrak, bertunpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki symbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten dalam sistemnya. Secara umum matematika berguna untuk mengembangkan pola pikir, membentuk kepriibadian, alat bantu perhitungan dan sebagai media dalam menuangkan ide dan gagasan (R. Soejadi, 2000 : 15).
d.      Media
Untuk dapat lebih mudah memahami uraian selanjutnya,berikut ini diberikan beberapa pengertian atau terminology yang banyak digunakan dalam uraian berikut:
a)      Media dalam arti umum
Ø  Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang harfiah berarti “perantara atau pengantar”. (Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain).
Ø  Adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S. Hamidjojo).
Ø  Adalah sarana disebut chanel, karena pada hakekatnya media telah mempperluas, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak ruang tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hamper menjadi tidak ada (Mc. Luhan).
b)      Media pendidikan adalah
Ø  Media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar (Sastro S. Hamidjojo).
Ø  Peralatan fisik untuk membawa atau menyampaikan isi pengajaran, kedalamnya  termasuk buku, film, dll. Dari batasan diatas maka media dapat disimpulkan;
Dalam proses beelajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kkgiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disamppaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada annak didik dapat di sederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan kkeabstrakan bahan ddapat di konkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan madia (Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain, 2002 ; 136-137).
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama untuk tingkat SD, sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berfikir konkret, belum mampu berfikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu mereka dalam memahami koonsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidak mampuan guru menjelaskan suatu bahan itulah dapat diwakili oleh peranan media. Di sini nilia pratek media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam pelajaran (Syaiful Bahri Djamdrah, Aswan Zain, 2002 ; 155-156).
Nana Sudjana (1991) mengemukaan nilai-nilai praktis media pengajaran adalah:
a)      Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Karena itu, dapat mengurangi verbalisme.
b)      Dengan media dapat memperbesar siswa untuk belajar.
c)      Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar berttambah mantab.
d)     Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri
e.       Alat Peraga
Secara ethimologis, alat peraga dapat diartikan sebagai alat yang memperagakan suatu konsep atau prinsip (Limas, 2004:33). Maksudnya membawa hal-hal abstrak kedalam bentuk konkrit, dengan dibantu alat peraga.
Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawa cirri-ciri dari konsep yang dipelajari.
Dalam membentuk alat peraga hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1)        Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
2)        Bentuk dan warnanya menarik.
3)        Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).
4)        Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.
5)        Dapat mmenyajikan (dalam bentukreal, gambar atau diagram) konsep matematika.
6)        Peragaan itu agar supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak.
7)        Jika menghadap siswa aktif, alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan sedemikian rupa, atau dipasang atau dilepas, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip penggunaan Alat  Peraga
   Dalam penggunaan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip terutama agar pengunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun yang termasuk prinsip-pprinsip penggunaan alat peraga sebagai berikut:
1)        Menentukan jenis alat peraga yang tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga yang mana yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang hendak dicapai.
2)        Menetapkan atau memperhitungkan subjek yang tepat, artinya perlu diperhitungkan apakah penggunan alat peraga itu sesua dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik.
3)        Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tepat, dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi yang mana ppada waktu mengajar alat peraga digunakan. Jadi, tidak setiiap saat atau selama proses mengajar terus mennerus memperlihatkan atau memjelaskan sesuatu dengan alat peraga.
f.       Audio visual
Audio adalah alat yang dapat didengarkan, Visual adalah alat yang dapat dilihat. Audiovisual adalah alat yang dapat didengar dan dilihat.
Pengajaran melalui audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak selurruhnya bergantung kepada pemahaman kata atau symbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audiovisual adalah:
Ø  Mereka biasanya bersifat linier.
Ø  Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
Ø  Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
Ø  Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
Ø  Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
Ø  Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

2.      Penelitian Yang Relevan
Pemikitran tersebut diatas sejalan dengan penelitian Siswanto (2005 : 12) menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika melalui multimedia pembelajaran mandiri berbasis computer dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek psikomotor yang mengalami peningkatan adalah sesuai dengan hasil penelitian. Menurut Abimanyu psikomotor yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang menggunakan multimedia dengan kelompok mahasiswa yang tidak menggunakan multimedia.  
Disamping itu penelitian Suryanto (2004 : 87) tentang multimedia sebagai alat pembalajaran implantasi janin padaa siswa SLTA yang menyimpulkan bahwa multimedia member nilai bantu yang cukup signifikan. Demikian juga penelitian Nuroso (2005 ; 67) menyimpulkan bahwa respon (minat) mahasiswa terhadap pembelajaran fisika melalui bahan ajar berbasis WEB (multimedia) adalah sangat tingga.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan penerapan menggunakan allat peraga audiovisual dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan ternyata tidak ada kendala yang berarti dengan nilai yang menunjukkuan adanya perubahan positif baik secara kualitatif maupun.

3.      Kerangka Pikir
          Menjadi guru kreatif, professional dan menyenangkan dintutut untuk memiliki kemampuan-kemampuan mengembangkan pendekatan dan memiliki metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dengan metode yang berbeda dengan metode pembelajaran lainnya.
          Tugas dan peran guru ari hari ke hari makin berat seiring dengan perkembangan ilmu teknologi dan pengetahuan. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan kompetensi tinggi dan sikap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.
          Beberrapa tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan profesionnalisme adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu tepat dan mendasar. Dengan kondisi seperti itu guru harus dapat menyesuaikan diri dengan responsive yang artinya guru harus menguasai dengan baik produk iptek, terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan seperti pembelajaran dengan menggunakan media yang  baik dan menarik. Tanpa menguasai iptek yang bauk maka guru akan tertinggal dan menjadi korban iptek serta menjadi guru yang seadanya.
          Untuk meningkatkan minat belajar dan perhatian siswa kapada matematika guru harus dapat menciptakan suasana yang menarik, segar dan inovatif. Matematika sebagai selalu satu pelajaran yang dianggap sulit bagi kebanyakan siswa dibutuhkan penyampaikan materi yang lain dari biasanya. Apabila disampaikan dengan cara yang menenangkan dan dengan media yang baik akan membuat perhatian siswa terhadap materi matematika yang disampaikan oleh guru akan lebih menarik. Salah satu upaya meeningkatkan minatt belajar tersebut adalah dengan pembelajaran di kelas menggunakan media alat peraga audiovisual. Dalam penggunaan media alat peraga Audiovisual banyak nilai plus yang dapat diperoleh siswa maupun guru. Siswa tidak bosan kerana dalam media alat peraga Audiovisual pembelajaran dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan, dapat disisipi ilustrasi yang mendukung pembelajaran. Sedangkan bagi guru adalah guru tidak perlu banyak menulis di papan tulis, materi dapat disajikan berulang-ulang tanpa harus menulis lagi.

4.      Hipotisis
Guru dalam menyampaikan pelajaran matematika di depan kelas apabila menggunakan media pembelajaran yang menarik akan membuat siswa lebih bergairah dalam menerima pelajaran. Salah satu media pembelajaran tersebut yang akan digunakan dalam peneliti ini adalah mesia audiovisual. Apabila rasa takut siswa terhadap matematika sudah berkurang maka diharapkan hhasil prestasi belajar matematika juga dapat lebih meningkat.
Jadi hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan media audiovisual dapat menggurangi rasa takut dan meningkatkan prestasi belajar matematika.

E.   Metode Penelitian
1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negri Banjarejo Tanjungsari Gunungkidul. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaaran 2009/2010.
Alasan pemilihan tempat penelitian karena sekolah dasar tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar penelitian. 
2.      Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Banjarejo Kec- Tanjungsari Kab- Gunungkidul.
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penerapan Media alat peraga Audiovisual pada pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Banjarejo Kec- Tanjungsari Kab- Gunungkidul.   
3.      Jenis  Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim, terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran matematika.
4.      Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action, Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
a.       Siklus I
1)      Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a)      Menyusun materi rencana pembelajaran yang difokuskan pada mengajarkan strategi pembelajaran aktif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota teman sekelas dalam memecahkan masalah. Rencana pembelajaran akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b)      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c)      Menyusun dan mempersiapkan soal untuk melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas IV SDN Banjarejo. Melakukan wawancara dengan siswa dan guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dengan observasi dan angket
d)     Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran aktif. Lembar observasi digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi peneliti.
e)      Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.
2)      Action (Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di lapangan.
3)      Observation (Observasi)
Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan  observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4)      Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi, masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya peningkatan minat dan prestasi siswa.
b.      Siklus II
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I. Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi Planning, Action, Observasi, dan Refleksi.  
5.      Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan :
a)      Teknik Observasi
Observasi pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau kelompok yang diamati.
b)      Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru trhadap model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang sulit dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.
c)      Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat.
d)     Angket
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat siswa terhadap pelajaran matematika.
e)      Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6.      Instrument Penelitian
Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak terjadi di kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a)      Pedoman Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman observasi minat dan prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini berfungsi sebagai lembar pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, juga sebagai lembar pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi belajar siswa. 
b)      Tes
Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum diberikan tindakan dan setelan diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu yang diberikan pada akhir siklus I dan siklus II.
c)      Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain. 
d)     Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan siswa terhadap  pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi siswa pada pelajaran matematika.
e)      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan hasil pekerjaan siswa.
f)       Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif. 


7.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket, tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakana.
2)      Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3)      Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan  kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian yang luas.
Analisis dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan cara :
a)      Menghitung skor setiap aspek yang diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi guru kelas IV sebagai pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya, yaitu dimana pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b)      Menghitung besar presentase skor yang diperolah dengan cara:
Presentase (P) =

c)      Menghitung rata-rata prestasi siswa setiap siklus
d)     Mengkategorikan rata-rata prestasi siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat simpulan mengenai prestasi siswa.
Kriteria prestasi siswa
Presentase
Kategori
P >  80%
60%  < P < 80%
40%  < P < 60%
20% < P < 40%
P < 20%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
 
8.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a)      Tindakan yang talah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Strategi Pembelajaran Aktif.
b)      Setelah tindakan, rata-rata minat dan prestasi siswa meningkat dari siklus I ke siklus selanjutnya dan telah mencapai criteria baik.




DAFTAR PUSTAKA


Agus Suyono. 2001. Pengaruh Alat Peraga erhadap Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri dan Fungsi Trigonometri Siswa Kelas I Cawu I SMU Muhammadiyah I Cilacap Kabupaten Cilacap Tahun Ajaran 2001/2002. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA UST.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Rosda.
Herman Hujono. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan.
Hj. Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yagyakarta: Indonesia Cerdas.
Nana Sudjana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pandidikan.Bandung: Sinar Baru Offset.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar