A.
JUDUL
Judul
dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar
Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Siswa kelas IV SDN Jumoyo 2
Salam Kabupaten Magelang.
B.
BIDANG
ILMU
Bidang
ilmu dalam penelitian ini adalah bidang pendidikan khususnya adalah bidang
pendidikan matematika.
C.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
proses pembelajaran matematika, aktifitas belajar matematika akan efektif
apabila siswa berperan aktif, yaitu siswa ditempatkan sebagai objek
pembelajaran dan guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan melalui beragam kegiatan seperti pengamatan, diskusi,
penggalian informasi mandiri.
Rendahnya
minat dan prestasi belajar matematika siswa diakibatkan oleh banyak faktor baik
dari siswa maupun dari luar siswa. Saat ini masih banyak guru yang menerapkan
pengajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah,mencatat dan mendengarkan.
Hal ini sangat berpengaruh pada minat dan prestasi belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran matematika.
Beberapa
penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan
berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang
kelas hanya memperhatikan sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara
penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama
perhatian siswa dapat mencapai 70% dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu
dua puluh menit terakhir. Kondisi ini merupakan kondisi umum yang sering
terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan
dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas
lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga
apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.
Dengan
masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran tradisional serta metode
pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan berlangsung, baik disadari
atau tidak pembelajaran seperti itu dapat menghambat kreatifitas siswa dalam
berpikir karena apa yang disampaikan guru direspon secara pasif oleh siswa.
Pada pembelajaran tradisional cenderung melibatkan satu pihak saja yang aktif
yaitu guru, sedangkan siswa pasif dalam menerima materi yang diberikan guru. Apabila
kondisi ini terus berlangsung maka lama kelamaan akan menimbulkan kejenuhan
pada diri siswa yang berakibat rendahnya minat dan prestasi belajar matematika
siswa, maka tidak heran jika masalah utma pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.
Untuk
menghindari kejenuhan pada diri siswa selama pembelajaran matematika dibutuhksn
kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran kelas. Pembelajaran matematika
menjadi lebih bermakna apabila ada interaksi antara siswa dengan lingkungan
belajar yang di atur oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Sekolah diberi
kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang
lebih efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa,
dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
Oleh
karena itu cara belajar siswa seperti Strategi Pembelajaran Aktif sangat baik
dilaksanakan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, inilah
yang mendasari perlu diadakannya penelitian Upaya Meningkatkan Minat dan
Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Siswa kelas
IV SDN Jumoyo 2 Salam kabupaten Magelang.
2.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
a) Rendahnya
minat dan prestasi belajar matematika di SDN Jumoyo 2 Salam Magelang
b) Belum
diterapkan Strategi Pembelajaran Aktif dalam pembelajaran matematika di SDN
Jumoyo 2
c) Penggunaan
metode pembelajaran matematika yang masih cenderung guru yang aktif menjadikan
siswa pasif dalam pembelajaran
3.
Pembatasan
Masalah
Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Minat dan
Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif pada pokok
bahasan operasi bilangan bulat siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 Salam Magelang.
4.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang
timbul dalam penelitian ini adalah :
a) Melalui
strategi pembelajaran aktif apakah minat dan prestasi belajar siswa kelas IV
SDN Jumoyo 2 pada pelajaran matematika dapat meningkat?
b) Bagaimana
proses pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran aktif yang dapat
meningkatkan mint dan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo 2?
5.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk :
a) Meningkatkan
minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 menggunakan
strategi pembelajaran aktif
b) Proses
pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif siswa kelas IV
SDN Jumoyo 2
6.
Manfaat
Penelitian
Penelitian ini akan
memberikan manfaat sebagai berikut :
a) Bagi
guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang
dapat memberikan manfaat bagi siswa
b) Guru
dapat memperbaiki proses pembelajaran
c) Membantu
siswa meraih prestasi khususnya pada pelajaran matematika
d) Siswa
tidak merasa jenuh selama guru memberikan pelajaran matematika di kelas
D.
LANDASAN
TEORI
1.
Diskripsi
Teori
a.
Pengertian
Minat
Minat
adalah seperangkat mental yang terdiri dari campuran perasaan, harapan, rasa
takut atau kecenderungan lain yang mengatakan seorang individu pada suatu
pilihan tertentu (Sindhureja, 1998 : 75).
Menurut
Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat. (Slameto, 2003 :
180)
Minat
adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Abu Ahmadi, 1983 :
156). Menurut Purwodarminto, minat adalah perhatian kesukaan atau kecenderungan
hati terhadap sesuatu. Minat sebagai generalisasi kecenderungan tingkah laku untuk
tertarik pada golongan aktivitas tertentu. Menurut Ngalim Purwanto, minat
merupakan suatu hasil motif untuk menyelidiki dan mempergunakan lingkungan.
b.
Pengertian
Prestasi Belajar
Setiap
proses belajar selalu menghasikan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah
sampai tingkat mana prestasi (hasil belajar) yang telah dicapai. Keberhasilan
seseorang baru dapat diketahui atau dilihat setelah orang tersebut telah selesai
melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekrjaan
atau aktivitas tertentu. Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis
pekrjaan yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa.
Prestasi dapat dioperasioalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport,
indeks prestasi (Azwar, 1996 : 164). Menurut Sumadi Suryabrata, prestasi adalah
hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseeorang siswa untuk belajar.
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala
usaha yang dicapai oleh seseorang secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Menurut
W.J.S Purwodarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap
hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Menurut Engkos Koswara ( 1998 : 61 ),
prestasi belajar berupa penguasaan dan penilaian nilai-nilai pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan hasil interaksi antara kemampuan potensial individu
dan lingkungannya. Prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam
mempelajari mata pelajaran di sekolah dari hasil tes mengenai sejumlah mata
pelajaran. (Hadari Nawawi, 1981 : 100)
Jadi
prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang
dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada
diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi
belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi :
a. Faktor
internal
Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari diri siswa,faktor ini dapat dibagi dalam beberapa
bagian, yaitu:
Ø Intelegensi
Intelegensi dalam arti
sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir
perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi
belajar siswa, maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran
matematika.
Ø Minat
Minat adalah
kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang
tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam
belajar.
Ø Keadaan
fisik dan psikis
Keadaan fisik
menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera
dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau
labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh
positif terhadap kegiatan belajar mengajar.
b. Faktor
eksternal
Faktor eksternal adalah
faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor
eksternal meliputi sebagai berikut :
Ø Faktor
guru
Guru sebagai tenaga
berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing,
melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan karena itu setiap guru harus
memiliki wewenang dan kemampuan profesinal, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga menunjukkan
fleksibilitas yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan
dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang
tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
Ø Faktor
lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga
turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi
faktor yang sangat penting karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di
rumah. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti
kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang perlengkapan belajar akan
mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
Ø Faktor
sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang
menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber-sumber
belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu
belajar serta bahan baku
penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam melakukuan kegiatan belajar. Maka pelajaran akan lebih
menarik, menjadi bermakna, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil
belajar yang lebih bermakna.
c.
Matematika
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia(1988), matematika adalah ilmu tentang
bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengena bilangan. Menurut Kline, matematika
itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,
tapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.
Johnson
dan Rising mengungkapkan beberapa pengertian matematika adalah :
·
Pola pikir dan pola mengorganisasikan pembuktian
yang logis
·
Bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol
dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi
·
Pengetahuan struktur yang
terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan,
aksioma-aksioma yang telah dibuktikan kebenarannya
·
Ilmu tentang pola, keteraturan pola atau
ide
·
Suatu seni, keindahan terdapat pada
keteraturan dan keharmonisannya
Berikut
beberapa definisi tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh
R. Soedjadi (2000:11) :
·
Matamatika adalah cabang ilmu
pengetahuan tentang eksak dan terorganisir secara sistematik
·
Matematika adalah pengetahuan tentang
bilangan dan kalkulasi
·
Matematika adalah pengetahuan tentang
penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan
·
Matamatika adalah pengetahuan tentang
fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk
R.
Soedjadi (2000) menguraikan beberapa karakteristik matematika yaitu memiliki
kajian objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif,
memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten
dalam sistemnya. Secara umum matematika berguna untuk mengembangkan pola pikir,
membentuk kepribadian, alat bantu perhitungan dan sebagai media dalam menuangkan
idea tau gagasan.
Ciri
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun
demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif
melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat
digunakan untuk mempelajari konsep matematika. . Dari
berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan eksak yang berkaitan
dengan penalaran dan pola pikir deduktif.
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berfikir dam bernalar dalam menarik
kesimpulan.
Misalnya
melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan
inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
d.
Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah proses, cara makhluk hidup untuk belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan
oleh pengalaman (KBBI, 1996 : 14).
Menurut
Sutomo (1993:68), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang
yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan seseorang itu belajar
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Pembelajaran
dapat diartikan sebagai kegiatan dimana guru dan murid berinteraksi
membicarakan sutu bahan atau melakukan suatu aktifitas guna mencapai tujuan
yang dikehendaki. Menurut Dr. Oemar Hamalik pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pasal
I Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai upaya
mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
Dari
berbagai pengertian tentang pembelajaran yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan, pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan
peserta didik untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik untuk
mencapai tujuan.
e.
Strategi
Pembelajaran Aktif
a. Pengertian
Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi
merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Menurut Udin S.
Winataputra dan Tita Rosita (1995 : 124) istilah strategi secara harfiah adalah
akal atau siasat. Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan
langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana
tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Dalam KBBI (Depdiknas, 1997:964)
menyatakan strategi berarti rencana, dalam konteks pembelajaran strategi bias
diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru terhadap siswa dalam manifestasi
terhadap aktifitas pembelajaran.
Pembelajaran
aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007:xvi)
adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara
aktif. Pembelajaran Aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
miliki.
Dr.
Oemar Hamalik mengemukakan delapan kelompok kegiatan yang termasuk dalam
perbuatan belajar aktif, yaitu :
1. Kegiatan
visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, pameran,
mengamati orang lain bekerja, bermain.
2. Kegiatan
mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, mendengarkan
suatu permainan instrument music.
3. Kegiatan
lisan : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, berwawancara.
4. Kegiatan
menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat
rangkuman, mengerjakan tes.
5. Kegiatan
menggambar : menggambar, membuat grafik, membuat pola.
6. Kegiatan
metric : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat
model.
7. Kegiatan
mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, menemukan hubungan, membuat keputusan.
8. Kegiatan
emosional : minat, membedakan dan berani.
Dari
berbagai definisi dapat disimpulkan Strategi Pembelajaran Aktif merupakan
strategi yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tersebut bersifat
multi sesori (auditori, visual dan kinesfetik) dengan penuh variasi sehingga
pembelajaran mencapai tiga ranah tujuan pembelajaran (Melvin
L.Silberman,2006:23-31).
Dengan
mengambil filosofi pembelajaran aktif, salah satu fakyor yang menyebabkan
informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri.
Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengar mempunyai beberapa kelemahan,
padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama (Hisyam Zaini
dkk,2007:xvii).
Hal
ini dipertegas lagi oleh Melvin L Silberman dalam bukunya Active Learning 101
cara belajar siswa aktif, bahwa belajar memerlukan keterlibatan mental dan
kerjasama sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil
beajar yang langgeng, yang dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal adalah
kegiatan belajar siswa aktif.
b. Konsep
Strategi Pembelajaran Aktif
Sebagai
konsep strategi pembelajaran aktif suatu proses kegiatan pembelajaran yang
subjek didiknya terlibat secara intelektuel dan emosional sehingga ia
betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif menempatkan siswa
sebagai inti dalam pembelajaran sehingga siswa berfungsi sebagai objek dan
subjek dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif
a)
Question
Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Metode ini digunakan
untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk
memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik
untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik
digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertaanyaan, keinginan
dan harapannya melalui percakapan. Prosedur :
1. Bagikan
kartu kosong pada siswa
2. Mintalah
setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata
pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3. Putarlah
kartu tersebut searah jarum jam, ketika setiap kartu diedarkan pada peserta
berikutnya peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek jika
pertanyaannya sama
4. Saat
kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta memeriksa semua pertanyaan yang
diajukan. Fase ini akan mengidentifikasikan pertanyaan mana yang banyak
dipertanyakan
5. Panggil
beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela sekalipun pertanyaan mereka
tidak memperoleh suara terbanyak
6. Kumpulkan
semua kartu yang telah berisi pertanyaan para siswa, yang mungkin pertanyaan
itu akan dijawab pada pertemuan berikutnya
b)
Reconnecting
(Menghubungkan Kembali)
Metode ini digunakan
untuk mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran setelah setelah beberapa
saat tidak melakukan aktivitas. Prosedur :
1. Ajaklah
para siswa kembali pada pelajaran, jelaskan pada siswa bahwa menghabiskan
beberapa saat untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan akan member
makna yang berarti
2. Tentukan
satu atau lebih pertanyaan berikut ini pada para siswa:
Ø Apa
saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita?
Ø Pengalaman
menarik apa yang anda miliki pada pelajaran hari ini?
Ø Apa
yang ada dalam pikiran anda yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk
memberi perhatian penuh pada pelajaran hari ini?
3. Dapatkan
respons dengan menggunakan salah satu format seperti sub-kelompok atau
pembicara dengan urutan panggilan berikutnya.
4. Hubungkan
dengan topik sekarang.
c)
Pengajaran
Sinergetik
Metode ini dimaksudkan
untuk member kesempatan pada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang
telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki. Prosedur :
1. Bagi
kelas menjadi dua kelompok
2. Salah
satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topic pelajaran.
3. Kelompok
yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan
oleh guru.
4. Pasangkan
masing-masing anggota kelompok pembaca dengan kelompok penerima materi
pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan maetri pelajaran.
d)
Kartu
Sortir (Card Sort)
Metode ini merupakan
kegiatan kolaboratif yang bissa digunakan untuk mengajarkan konsep,
penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi.
Prosedur:
1. Masing-masing
siswa diberi kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat
berpasangan berdasarkan definisi, kategori atau kelompok. Missal kartu yang
berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan.
Semakin banyak siswa semakin banyak pula pasangan kartunya.
2. Guru
menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta
berpasangan dengan siswa tersebut jika kartu yang dipegang memiliki kesamaan
definisi atau kategori.
3. Agar
situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakukan
kesalahan, missal diminta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
4. Guru
membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
e)
Trading
Place
Metode ini memungkinkan
siswa lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan,
nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Prosedur :
1. Beri
siswa satu atau lebih catatan-catatan Post-it (tentukan apakah kegiatan
tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa terhadap sebuah atau
beberapa kontribusi).
2. Mintalah
mereka menulis dalam catatan mereka salah satu dari hal-hal berikut ; nilai
yang mereka pegang, pengalaman yang mereka miliki saat ini, idea tau solusi
kreatif terhadap sebuah problema, pertanyaan mengenai persoalan dari mata
pelajaran, fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran.
3. Mintalah
siswa meletakkan catatan tersebut pada pakaian mereka dan mengelilingi ruangan
sambil membaca tiap catatan milik siswa lain.
4. Kemudian
suruhlah para siswa berkumpul lagi dan mengasosiasikan sebuah pertukaran
catatan yang telah diletakkan pada tempatnya (Trade of Post-it notes) satu sama
lain. Pertukaran itu hendaknya didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki
nilai, pengalaman, ide, pertanyaan, opni atau fakta tertentu dalam waktu yang
singkat. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan.
5. Kumpulkan
kembali kelas tersebut dan mintalah para siswa berbagi pertukaran apa yang
mereka buat.
f)
Who
In The Class?
Metode ini digunakan
untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip perburuan
terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu
perkembangan pembangunan team dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada
permulaan gerakan fisik. Prosedur :
1. Buatlah
6 sampai 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase.
2. Bagikan
pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada siswa dan berikan perintah berikut ;
ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari teman yang
cocok dengan pertanyaan. Anda bias menggunakan masing-masing teman hanya untuk
satu pertanyaan meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu dan tulis nama
teman tersebut.
3. Ketika
kebanyakan siswa telah selesai beri tanda stop dan kumpulkan kembali ke kelas.
4. Guru
dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan pada siswa yang telah selesai
pertama kali.
5. Kembangkan
diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam
topic pelajaran.
g)
Resume
Kelompok
Teknik resume secara
khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual.
Sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para
siswa lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun team di sebuah kelompok
yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. Prosedur :
1. Bagi
siswa ke dalam kelompok sekitar 3 sampai 6 anggota.
2. Beritahukan
kelas itu bahwa kelas berisi sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat
hebat.
3. Sarankan
bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran
adalah dengan membuat resume kelompok.
4. Berikan
kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka. Resume
tersebut untuk memasukkan beberapa informasi yang bias menjual kelompok
tersebut secara keseluruhan.
5. Ajaklah
masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya.
h)
Prediction
(Prediksi)
Metode ini dapat
membantu para siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain. Prosedur :
1. Bentuklah
sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa yang relative masih asing satu
sama lain.
2. Beritahukan
pada siswa bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing
orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah
dipersiapkan.
3. Mintalah
sub-sub kelompok mulai dengan memilih atau orang sebagai subjek pertamanya.
Dorong anggota kelompok sespesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang
itu.
4. Mintalah
masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang focus utama.
i)
TV
Komersial
Metode ini dapat
menghasilkan pembangunan team yang tepat. Prosedur :
1. Bagilah
siswa ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota.
2. Mintalah
team untuk membuat iklan TV 30 detik yang mengiklankan masalah pelajaran dengan
menekankan nilainya bagi mereka.
3. Iklan
hendaknya berisi sebuah slogan dan visual.
4. Jelaskan
bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika
team ingin memerankan iklannya hal tersebut lebih baik.
5. Sebelum
masing-masing team merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari
beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreativitas.
6. Mintalah
masing-masing team menyampaikan ide-idenya,pujilah kreativitas setiap siswa.
j)
The
Company You Keep
Metode ini digunakan
untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain. Aktivitas
bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan. Prosedur :
1. Buatlah
daftar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih
mengenal pelajaran yang diajarkan.
2. Sebutkan
sebuah kategori, arahkan para siswa untuk menentukan secepat mungkin semua
orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada.
3. Ketika
para siswa telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka
berjabat tangan dengan teman. Ajaklah semua untuk mengamati dengan tepat berapa
banyak orang yang ada di dalam kelompok-kelompok berbeda.
4. Lanjutkan
segera pada kategori berikutnya. Jagalah siswa tetap bergerak dari kelompok ke
kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
5. Kumpulkan
kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan siswa yang muncul dari latihan
tersebut. (http://edu-articles.com/)
d. Manfaat
Pembelajaran Aktif
Oemar
Hamalik mengemukakan manfaat dari kegiatan pembelajaran aktif, yaitu sebagai
berikut :
1. Siswa
mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
2. Berbut
sendiri akan mengembangkn seluruh aspek kepribadian siswa
3. Memupuk
kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat
memperlacar keerja kelompok
4. Siswa
bekerja dan belajar berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga
bermanfaat dalam rangka pelayanan pelayanan perbedaan individual
5. Memupuk
disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan
6. Membina
kerjasama antar sekolah dan masyarakat, hubungan antara guru dan siswa yang
bermanfaat dalam pendidikan siswa
7. Pembelajaran
dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkret, sehingga mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme
8. Pembelajaran
dan belajar menjadi hidup sebagaimana kehidupan dalam masyarakat yang penuh
dinamika
2.
Penelitian
yang Relevan
Penelitian
yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian penerapan metode belajar
aktif sebagai upaya membantu meningkatkan prestasi belajar matematika pada
siswa kelas VI yang dilakukan oleh Dra. Siti Djuwariyah pada tahun 2007 di
Sekolah Dasar Negri Tisnonegaran 2 kota
Probolinggo. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
metode belajar aktif memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa.
3.
Kerangka
Berpikir
Minat
dan prestasi belajar siswa terhadap pengajaran matematika baik secara nasional
maupun internasional masih tergolong rendah. Salah satu upaya untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
adalah meningkatkan derajat keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Dalam upaya peningkatan minat dan prestasi siswa perlu adanya strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Salah satu strategi yang dapat
digunakan adalah Strategi Pembelajarn Aktif. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
merupakan yang sangat diperlukan agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Keaktifan yang
diharapkan adalah keaktifan secara mental (intelektual dan emosional) serta
keaktifan fisik. Peran aktif siswa ini diharapkan dapat membantu membentuk pola
pikir dan pemahaman mereka sendiri,
sehingga dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar matematika siswa.
Salah
satu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif adalah
Strategi Pembelajaran Aktif. Strategi ini memungkinkan siswa siswa untuk
mendominasi aktivitas pembelajaran, dengan ini siswa aktif menggunakan otak,
baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan masalah, atau
mengaplikasikan apa yang baru siswa pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada
dalam kehidupan nyata. Dengan diterapkannya strategi ini diharapkan siswa dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
daripada menggunakan pembelajaran yang masih dikembangkan oleh banyak guru sampai
saat ini yaitu pembelajaran yang berpusaat pada guru.
4.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
kerangka pikir di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah :
a. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran matematika minat belajar siswa terhadap pelajaran
matematika meningkat
b. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran matematika prestasi
belajar matematika siswa meningkat
E.
METODOLOGI
PENELITIAN
1.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Tempat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negri Jumoyo 2 Salam
kabupaten Magelang. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaaran
2009/2010.
Alasan
pemilihan tempat penelitian karena sekolah dasar tersebut dekat dengan tempat
tinggal peneliti sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar
penelitian.
2.
Subjek
dan Objek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 kecamatan Salam
kabupaten Magelang.
Objek
dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari
penerapan Strategi Pembelajaran Aktif pada
pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo Salam kabupaten Magelang.
3.
Jenis
Penelitian
Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis
penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti
berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim,
terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan
tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen
atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan Strategi
Pembelajaran Aktif dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran
matematika.
4.
Prosedur
Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action,
Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara
rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
a. Siklus
I
1) Planning
(Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti
merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a) Menyusun
materi rencana pembelajaran yang difokuskan pada mengajarkan strategi
pembelajaran aktif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca,
menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota teman sekelas dalam
memecahkan masalah. Rencana pembelajaran akan digunakan oleh guru sebagai acuan
dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b) Menyusun
dan mempersiapkan lembar observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c) Menyusun
dan mempersiapkan soal untuk melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal
dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas IV SDN Jumoyo 2
d) Melakukan
wawancara dengan siswa dan guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat
hasil penelitian selain dengan observasi dan angket
e) Menyusun
dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran
aktif. Lembar observasi digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi
peneliti.
f) Menyiapkan
peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung,
yaitu kamera.
2) Action
(Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan
tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan
perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di
lapangan.
3) Observation
(Observasi)
Observasi adalah tahap
pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan,
hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi
dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4) Refleksi
Refleksi merupakan bagian
yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang
dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai
observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi,
masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi
akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya
peningkatan minat dan prestasi siswa.
b. Siklus
II
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I.
Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi
Planning, Action, Observasi, dan Refleksi.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Data
dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta
siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian
ini dilakukan dengan :
a) Teknik
Observasi
Observasi
pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau
kelompok yang diamati.
b) Teknik
Wawancara
Wawancara
adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang
terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru trhadap
model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang sulit
dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.
c) Tes
Tes
adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan
data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat.
d) Angket
Angket
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana
pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat
siswa terhadap pelajaran matematika.
e) Teknik
Dokumentasi
Teknik
dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi.
Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar
nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk
merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara
konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6.
Instrument
Penelitian
Instrument
utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat menghadapi
situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak terjadi di
kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan sebagai
pelapor hasil penelitian.
Peneliti
juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a) Pedoman
Observasi
Observasi
dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan
siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan
pembelajaran matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman
observasi minat dan prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini
berfungsi sebagai lembar pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif,
juga sebagai lembar pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi
belajar siswa.
b) Tes
Tes
dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum
diberikan tindakan dan setelah diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu
yang diberikan pada akhir siklus I dan II.
c) Catatan
Lapangan
Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami
dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data
dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain.
d) Pedoman
Wawancara
Pedoman
wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman
wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan
siswa terhadap pembelajaran menggunakan
Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi
siswa pada pelajaran matematika.
e) Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk
memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto
mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan
hasil pekerjaan siswa.
f) Angket
Angket
digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi
mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang
diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi
Pembelajaran Aktif.
7.
Teknik
Analisis Data
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket,
tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Reduksi
Data
Reduksi
data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakana.
2) Penyajian
Data
Penyajian
data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data
mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada
masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3) Penarikan
Simpulan
Penarikan
simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisir dalam bentuk pernyataan
kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian
yang luas.
Analisis
dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan
deskriptif kualitatif dengan cara :
a) Menghitung
skor setiap aspek yang diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi
guru kelas IV sebagai pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya,
yaitu dimana pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b) Menghitung
besar presentase skor yang diperolah dengan cara:
Presentase (P) = Skor
yang diperoleh X 100%
Banyak
aspek X skor tertinggi
c) Menghitung
rata-rata prestasi siswa setiap siklus
d) Mengkategorikan
rata-rata prestasi siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan untuk membuat simpulan mengenai prestasi siswa.
Kriteria prestasi siswa
Presentase
|
Kategori
|
P
> 80%
60% < P < 80%
40% < P < 60%
20%
< P < 40%
P
< 20%
|
Sangat
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat
Rendah
|
8.
Indikator
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a) Tindakan
yang talah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Strategi Pembelajaran
Aktif.
b) Setelah
tindakan, rata-rata minat dan prestasi siswa meningkat dari siklus I ke siklus
selanjutnya dan telah mencapai criteria baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Muhammad., Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru,
1996.
Ari Kunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineksa Cipta,
2002.
Cece Wijaya, Drs., Upaya Pembaruan Dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Bandung :
Remaja
Karya, 1988.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
Jakarta : Balai
Pustaka, 2007.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
Jakarta : Balai
Pustaka, 1997.
Engkos Koswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara,
1988.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Bandung :
UPI, 2003.
Hadari Nawawi, Organisasi dan Pengelompokan Kelas, Jakarta : Gunung Jati, 1981.
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD
(Central for
Teaching Staff Development), 2007.
http://edu-articles.com/,
diakses pada hari selasa tanggal 26 mei 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta, 2003.
Sindhureja, Pengantar Pendidikan Bagian Pertama, Yogyakarta
: UST, 1998.
Suryosubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar