My Widget

Jumat, 09 September 2016

Contoh Proposal PTK Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif


      A.    JUDUL
Judul dalam penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 Salam Kabupaten Magelang.

       B.     BIDANG ILMU
Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah bidang pendidikan khususnya adalah bidang pendidikan matematika.

      C.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran matematika, aktifitas belajar matematika akan efektif apabila siswa berperan aktif, yaitu siswa ditempatkan sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai pengelola proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui beragam kegiatan seperti pengamatan, diskusi, penggalian informasi mandiri.
Rendahnya minat dan prestasi belajar matematika siswa diakibatkan oleh banyak faktor baik dari siswa maupun dari luar siswa. Saat ini masih banyak guru yang menerapkan pengajaran hanya dengan menggunakan metode ceramah,mencatat dan mendengarkan. Hal ini sangat berpengaruh pada minat dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70% dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu dua puluh menit terakhir. Kondisi ini merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.
Dengan masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran tradisional serta metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan berlangsung, baik disadari atau tidak pembelajaran seperti itu dapat menghambat kreatifitas siswa dalam berpikir karena apa yang disampaikan guru direspon secara pasif oleh siswa. Pada pembelajaran tradisional cenderung melibatkan satu pihak saja yang aktif yaitu guru, sedangkan siswa pasif dalam menerima materi yang diberikan guru. Apabila kondisi ini terus berlangsung maka lama kelamaan akan menimbulkan kejenuhan pada diri siswa yang berakibat rendahnya minat dan prestasi belajar matematika siswa, maka tidak heran jika masalah utma pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.
Untuk menghindari kejenuhan pada diri siswa selama pembelajaran matematika dibutuhksn kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran kelas. Pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna apabila ada interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang di atur oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Sekolah diberi kebebasan untuk memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran yang lebih efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.

Oleh karena itu cara belajar siswa seperti Strategi Pembelajaran Aktif sangat baik dilaksanakan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, inilah yang mendasari perlu diadakannya penelitian Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 Salam kabupaten Magelang.
2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
a)      Rendahnya minat dan prestasi belajar matematika di SDN Jumoyo 2 Salam Magelang
b)      Belum diterapkan Strategi Pembelajaran Aktif dalam pembelajaran matematika di SDN Jumoyo 2
c)      Penggunaan metode pembelajaran matematika yang masih cenderung guru yang aktif menjadikan siswa pasif dalam pembelajaran
3.      Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif pada pokok bahasan operasi bilangan bulat siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 Salam Magelang.   
4.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah :
a)      Melalui strategi pembelajaran aktif apakah minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 pada pelajaran matematika dapat meningkat?
b)      Bagaimana proses pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan mint dan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo 2?
5.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a)      Meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 menggunakan strategi pembelajaran aktif
b)      Proses pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran aktif siswa kelas IV SDN Jumoyo 2
6.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
a)      Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa
b)      Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran
c)      Membantu siswa meraih prestasi khususnya pada pelajaran matematika
d)     Siswa tidak merasa jenuh selama guru memberikan pelajaran matematika di kelas
         D.    LANDASAN TEORI
1.    Diskripsi Teori
a.      Pengertian Minat
Minat adalah seperangkat mental yang terdiri dari campuran perasaan, harapan, rasa takut atau kecenderungan lain yang mengatakan seorang individu pada suatu pilihan tertentu (Sindhureja, 1998 : 75).
Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat. (Slameto, 2003 : 180)
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Abu Ahmadi, 1983 : 156). Menurut Purwodarminto, minat adalah perhatian kesukaan atau kecenderungan hati terhadap sesuatu. Minat sebagai generalisasi kecenderungan tingkah laku untuk tertarik pada golongan aktivitas tertentu. Menurut Ngalim Purwanto, minat merupakan suatu hasil motif untuk menyelidiki dan mempergunakan lingkungan.
b.      Pengertian Prestasi Belajar
Setiap proses belajar selalu menghasikan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana prestasi (hasil belajar) yang telah dicapai. Keberhasilan seseorang baru dapat diketahui atau dilihat setelah orang tersebut telah selesai melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu.   
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekrjaan atau aktivitas tertentu. Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekrjaan yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa. Prestasi dapat dioperasioalkan dalam bentuk indikator berupa nilai raport, indeks prestasi (Azwar, 1996 : 164). Menurut Sumadi Suryabrata, prestasi adalah hasil yang harus didukung oleh kesadaran seseeorang siswa untuk belajar.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai oleh seseorang secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Menurut W.J.S Purwodarminto (1987 : 767) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Menurut Engkos Koswara ( 1998 : 61 ), prestasi belajar berupa penguasaan dan penilaian nilai-nilai pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan hasil interaksi antara kemampuan potensial individu dan lingkungannya. Prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran. (Hadari Nawawi, 1981 : 100)
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi :
a.       Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa,faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:
Ø  Intelegensi
Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa, maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.


Ø  Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.  
Ø  Keadaan fisik dan psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabilitas atau labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar.
b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal meliputi sebagai berikut :
Ø  Faktor guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan profesinal, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga menunjukkan fleksibilitas yaitu pendekatan didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.


Ø  Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung situasi belajar seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orangtua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.  
Ø  Faktor sumber-sumber belajar
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber-sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam melakukuan kegiatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi bermakna, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil belajar yang lebih bermakna.
c.       Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1988), matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengena bilangan. Menurut Kline, matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi dan alam.

Johnson dan Rising mengungkapkan beberapa pengertian matematika adalah :
·         Pola pikir dan pola mengorganisasikan pembuktian yang logis
·         Bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi
·         Pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma yang telah dibuktikan kebenarannya
·         Ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide
·         Suatu seni, keindahan terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya
Berikut beberapa definisi tentang matematika oleh beberapa pakar yang diungkapkan oleh R. Soedjadi (2000:11) :
·         Matamatika adalah cabang ilmu pengetahuan tentang eksak dan terorganisir secara sistematik
·         Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi
·         Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan
·         Matamatika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk
R. Soedjadi (2000) menguraikan beberapa karakteristik matematika yaitu memiliki kajian objek abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan dan konsisten dalam sistemnya. Secara umum matematika berguna untuk mengembangkan pola pikir, membentuk kepribadian, alat bantu perhitungan dan sebagai media dalam menuangkan idea tau gagasan.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika.              .           Dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan eksak yang berkaitan dengan penalaran dan pola pikir deduktif.
Tujuan pembelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berfikir dam bernalar dalam menarik kesimpulan.
    Misalnya melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi, eksperimen,  menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

d.     Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara makhluk hidup untuk belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996 : 14).
Menurut Sutomo (1993:68), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan seseorang itu belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan dimana guru dan murid berinteraksi membicarakan sutu bahan atau melakukan suatu aktifitas guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Menurut Dr. Oemar Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pasal I Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
Dari berbagai pengertian tentang pembelajaran yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan, pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan.  



e.       Strategi Pembelajaran Aktif
a.      Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara. Menurut Udin S. Winataputra dan Tita Rosita (1995 : 124) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya. Dalam KBBI (Depdiknas, 1997:964) menyatakan strategi berarti rencana, dalam konteks pembelajaran strategi bias diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru terhadap siswa dalam manifestasi terhadap aktifitas pembelajaran.
Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007:xvi) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran Aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
Dr. Oemar Hamalik mengemukakan delapan kelompok kegiatan yang termasuk dalam perbuatan belajar aktif, yaitu :
1.      Kegiatan visual : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, pameran, mengamati orang lain bekerja, bermain.
2.      Kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, mendengarkan suatu permainan instrument music.
3.      Kegiatan lisan : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, berwawancara.
4.      Kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes.
5.      Kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, membuat pola.
6.      Kegiatan metric : melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model.
7.      Kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan, membuat keputusan.
8.      Kegiatan emosional : minat, membedakan dan berani.
Dari berbagai definisi dapat disimpulkan Strategi Pembelajaran Aktif merupakan strategi yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tersebut bersifat multi sesori (auditori, visual dan kinesfetik) dengan penuh variasi sehingga pembelajaran mencapai tiga ranah tujuan pembelajaran (Melvin L.Silberman,2006:23-31).
Dengan mengambil filosofi pembelajaran aktif, salah satu fakyor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengar mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama (Hisyam Zaini dkk,2007:xvii).
Hal ini dipertegas lagi oleh Melvin L Silberman dalam bukunya Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, bahwa belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerjasama sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil beajar yang langgeng, yang dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal adalah kegiatan belajar siswa aktif.


b.      Konsep Strategi Pembelajaran Aktif
Sebagai konsep strategi pembelajaran aktif suatu proses kegiatan pembelajaran yang subjek didiknya terlibat secara intelektuel dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aktif menempatkan siswa sebagai inti dalam pembelajaran sehingga siswa berfungsi sebagai objek dan subjek dalam kegiatan belajar mengajar.
c.       Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan belajar aktif dalam pembelajaran di sekolah. Melvin L silberman mengemukakan beberapa bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak. Dalam penelitian ini peneliti mencoba menyajikan beberapa model pembelajaran aktif yang disajikan oloh M.L. Silberman   antara lain sebagai berikut :
a)      Question Student Have (Pertanyaan Peserta Didik)
Metode ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertaanyaan, keinginan dan harapannya melalui percakapan. Prosedur :
1.      Bagikan kartu kosong pada siswa
2.      Mintalah setiap siswa menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat pelajaran yang sedang dipelajari
3.      Putarlah kartu tersebut searah jarum jam, ketika setiap kartu diedarkan pada peserta berikutnya peserta tersebut harus membacanya dan memberikan tanda cek jika pertanyaannya sama
4.      Saat kartu kembali pada penulisnya, setiap peserta memeriksa semua pertanyaan yang diajukan. Fase ini akan mengidentifikasikan pertanyaan mana yang banyak dipertanyakan
5.      Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela sekalipun pertanyaan mereka tidak memperoleh suara terbanyak
6.      Kumpulkan semua kartu yang telah berisi pertanyaan para siswa, yang mungkin pertanyaan itu akan dijawab pada pertemuan berikutnya
b)     Reconnecting (Menghubungkan Kembali)
Metode ini digunakan untuk mengembalikan perhatian siswa pada pelajaran setelah setelah beberapa saat tidak melakukan aktivitas. Prosedur :
1.      Ajaklah para siswa kembali pada pelajaran, jelaskan pada siswa bahwa menghabiskan beberapa saat untuk mengaitkan kembali pelajaran dengan pengetahuan akan member makna yang berarti
2.      Tentukan satu atau lebih pertanyaan berikut ini pada para siswa:
Ø  Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita?
Ø  Pengalaman menarik apa yang anda miliki pada pelajaran hari ini?
Ø  Apa yang ada dalam pikiran anda yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk memberi perhatian penuh pada pelajaran hari ini? 
3.      Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format seperti sub-kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya.
4.      Hubungkan dengan topik sekarang.
c)      Pengajaran Sinergetik
Metode ini dimaksudkan untuk member kesempatan pada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki. Prosedur :
1.      Bagi kelas menjadi dua kelompok
2.      Salah satu kelompok dipisahkan ke ruang lain untuk membaca topic pelajaran.
3.      Kelompok yang lain diberikan materi pelajaran yang sama dengan metode yang diinginkan oleh guru.
4.      Pasangkan masing-masing anggota kelompok pembaca dengan kelompok penerima materi pelajaran dari guru dengan tugas menyimpulkan maetri pelajaran.
d)     Kartu Sortir (Card Sort)
Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bissa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Prosedur:
1.      Masing-masing siswa diberi kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori atau kelompok. Missal kartu yang berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan. Semakin banyak siswa semakin banyak pula pasangan kartunya.
2.      Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta berpasangan dengan siswa tersebut jika kartu yang dipegang memiliki kesamaan definisi atau kategori.
3.      Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakukan kesalahan, missal diminta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
4.      Guru membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
e)      Trading Place
Metode ini memungkinkan siswa lebih mengenal, tukar menukar pendapat dan mempertimbangkan gagasan, nilai atau pemecahan baru terhadap berbagai masalah. Prosedur :
1.      Beri siswa satu atau lebih catatan-catatan Post-it (tentukan apakah kegiatan tersebut akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa terhadap sebuah atau beberapa kontribusi).
2.      Mintalah mereka menulis dalam catatan mereka salah satu dari hal-hal berikut ; nilai yang mereka pegang, pengalaman yang mereka miliki saat ini, idea tau solusi kreatif terhadap sebuah problema, pertanyaan mengenai persoalan dari mata pelajaran, fakta tentang mereka sendiri atau persoalan pelajaran.
3.      Mintalah siswa meletakkan catatan tersebut pada pakaian mereka dan mengelilingi ruangan sambil membaca tiap catatan milik siswa lain.
4.      Kemudian suruhlah para siswa berkumpul lagi dan mengasosiasikan sebuah pertukaran catatan yang telah diletakkan pada tempatnya (Trade of Post-it notes) satu sama lain. Pertukaran itu hendaknya didasarkan pada sebuah keinginan untuk memiliki nilai, pengalaman, ide, pertanyaan, opni atau fakta tertentu dalam waktu yang singkat. Buatlah aturan bahwa semua pertukaran harus menjadi dua jalan.
5.      Kumpulkan kembali kelas tersebut dan mintalah para siswa berbagi pertukaran apa yang mereka buat.


f)       Who In The Class?
Metode ini digunakan untuk memecahkan kebekuan suasana dalam kelas. Teknik ini lebih mirip perburuan terhadap teman-teman di kelas daripada terhadap benda. Strategi ini membantu perkembangan pembangunan team dan membuat gerakan fisik berjalan tepat pada permulaan gerakan fisik. Prosedur :
1.      Buatlah 6 sampai 10 pertanyaan deskriptif untuk melengkapi frase.
2.      Bagikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada siswa dan berikan perintah berikut ; ketika saya berkata “mulai” kelilingilah ruangan dengan mencari teman yang cocok dengan pertanyaan. Anda bias menggunakan masing-masing teman hanya untuk satu pertanyaan meskipun dia memiliki kecocokan lebih dari satu dan tulis nama teman tersebut.
3.      Ketika kebanyakan siswa telah selesai beri tanda stop dan kumpulkan kembali ke kelas.
4.      Guru dapat menawarkan sebuah hadiah penghargaan pada siswa yang telah selesai pertama kali.
5.      Kembangkan diskusi singkat tentang beberapa bagian yang mungkin merangsang perhatian dalam topic pelajaran.  
g)      Resume Kelompok
Teknik resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan dan pencapaian individual. Sedangkan resume kelompok merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu para siswa lebih mengenal atau melakukan kegiatan membangun team di sebuah kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain. Prosedur :
1.      Bagi siswa ke dalam kelompok sekitar 3 sampai 6 anggota.
2.      Beritahukan kelas itu bahwa kelas berisi sebuah kesatuan bakat dan pengalaman yang sangat hebat.
3.      Sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat resume kelompok.
4.      Berikan kelompok cetakan berita dan penilai untuk menunjukkan resume mereka. Resume tersebut untuk memasukkan beberapa informasi yang bias menjual kelompok tersebut secara keseluruhan.
5.      Ajaklah masing-masing kelompok untuk menyampaikan resumenya.
h)     Prediction (Prediksi)
Metode ini dapat membantu para siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain. Prosedur :
1.      Bentuklah sub-sub kelompok dari 3 sampai 4 orang siswa yang relative masih asing satu sama lain.
2.      Beritahukan pada siswa bahwa pekerjaan mereka adalah meramalkan bagaimana masing-masing orang dalam kelompoknya akan menjawab pertanyaan tertentu yang telah dipersiapkan.
3.      Mintalah sub-sub kelompok mulai dengan memilih atau orang sebagai subjek pertamanya. Dorong anggota kelompok sespesifik mungkin dalam prediksi mereka mengenai orang itu.
4.      Mintalah masing-masing anggota kelompok bergiliran sebagai orang focus utama.
i)        TV Komersial
Metode ini dapat menghasilkan pembangunan team yang tepat. Prosedur :
1.      Bagilah siswa ke dalam team yang tidak lebih dari 6 anggota.
2.      Mintalah team untuk membuat iklan TV 30 detik yang mengiklankan masalah pelajaran dengan menekankan nilainya bagi mereka.
3.      Iklan hendaknya berisi sebuah slogan dan visual.
4.      Jelaskan bahwa konsep umum dan sebuah outline dari iklan tersebut sesuai. Namun jika team ingin memerankan iklannya hal tersebut lebih baik.
5.      Sebelum masing-masing team merencanakan iklannya, maka diskusikan karakteristik dari beberapa iklan yang saat ini terkenal untuk merangsang kreativitas.
6.      Mintalah masing-masing team menyampaikan ide-idenya,pujilah kreativitas setiap siswa.
j)       The Company You Keep
Metode ini digunakan untuk membantu siswa sejak awal agar lebih mengenal satu sama lain. Aktivitas bergerak dengan cepat dan amat menyenangkan. Prosedur :
1.      Buatlah daftar kategori yang anda pikir mungkin tepat dalam sebuah kegiatan untuk lebih mengenal pelajaran yang diajarkan.
2.      Sebutkan sebuah kategori, arahkan para siswa untuk menentukan secepat mungkin semua orang yang akan mereka kaitkan dengan kategori yang ada.
3.      Ketika para siswa telah membentuk kelompok-kelompok yang tepat, mintalah mereka berjabat tangan dengan teman. Ajaklah semua untuk mengamati dengan tepat berapa banyak orang yang ada di dalam kelompok-kelompok berbeda.
4.      Lanjutkan segera pada kategori berikutnya. Jagalah siswa tetap bergerak dari kelompok ke kelompok ketika anda mengumumkan kategori-kategori baru.
5.      Kumpulkan kembali seluruh kelas. Diskusikan perbedaan siswa yang muncul dari latihan tersebut. (http://edu-articles.com/)
d.      Manfaat Pembelajaran Aktif
Oemar Hamalik mengemukakan manfaat dari kegiatan pembelajaran aktif, yaitu sebagai berikut :
1.      Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
2.      Berbut sendiri akan mengembangkn seluruh aspek kepribadian siswa
3.      Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlacar keerja kelompok
4.      Siswa bekerja dan belajar berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga bermanfaat dalam rangka pelayanan pelayanan perbedaan individual
5.      Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan
6.      Membina kerjasama antar sekolah dan masyarakat, hubungan antara guru dan siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa
7.      Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistic dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme
8.      Pembelajaran dan belajar menjadi hidup sebagaimana kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika
2.    Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah penelitian penerapan metode belajar aktif sebagai upaya membantu meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VI yang dilakukan oleh Dra. Siti Djuwariyah pada tahun 2007 di Sekolah Dasar Negri Tisnonegaran 2 kota Probolinggo. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode belajar aktif memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa.
3.    Kerangka Berpikir
Minat dan prestasi belajar siswa terhadap pengajaran matematika baik secara nasional maupun internasional masih tergolong rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah meningkatkan derajat keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam upaya peningkatan minat dan prestasi siswa perlu adanya strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah Strategi Pembelajarn Aktif. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan yang sangat diperlukan agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Keaktifan yang diharapkan adalah keaktifan secara mental (intelektual dan emosional) serta keaktifan fisik. Peran aktif siswa ini diharapkan dapat membantu membentuk pola pikir dan pemahaman mereka  sendiri, sehingga dapat meningkatkan minat serta prestasi belajar matematika siswa.
Salah satu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif adalah Strategi Pembelajaran Aktif. Strategi ini memungkinkan siswa siswa untuk mendominasi aktivitas pembelajaran, dengan ini siswa aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan masalah, atau mengaplikasikan apa yang baru siswa pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan diterapkannya strategi ini diharapkan siswa dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika daripada menggunakan pembelajaran yang masih dikembangkan oleh banyak guru sampai saat ini yaitu pembelajaran yang berpusaat pada guru.  


4.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
a.       Dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran matematika  minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika meningkat
b.      Dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran matematika prestasi belajar matematika siswa meningkat
        E.     METODOLOGI PENELITIAN
1.      Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negri Jumoyo 2 Salam kabupaten Magelang. Waktu penelitian ini adalah semester genap tahun pelajaaran 2009/2010.
Alasan pemilihan tempat penelitian karena sekolah dasar tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar penelitian. 
2.      Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Jumoyo 2 kecamatan Salam kabupaten Magelang.
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan proses dan hasil yang diperoleh dari penerapan Strategi Pembelajaran Aktif pada pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Jumoyo Salam kabupaten Magelang.  
3.      Jenis  Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan jenis penelitiannya yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru yang bersangkutan sebagai satu tim, terlibat langsung dalam persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan, refleksi tindakan, dan perencanaan dalam siklus selanjutnya.
Eksperimen atau percobaan yang dimaksud disini adalah penelitian melalui penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif dalam proses pembelajaran di kelas pada pelajaran matematika.
4.      Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan prosedur PAOR yang merupakan Planning, Action, Observasi, dan Refleksi. Penelitian iini dilaksanakan dalam dua siklus, secara rinci langkah-langkah dsetiap siklus dijabarkan sebagai berikut :
a.       Siklus I
1)      Planning (Perencanaan)
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan :
a)      Menyusun materi rencana pembelajaran yang difokuskan pada mengajarkan strategi pembelajaran aktif dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota teman sekelas dalam memecahkan masalah. Rencana pembelajaran akan digunakan oleh guru sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b)      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai minat siswa terhadap matematika
c)      Menyusun dan mempersiapkan soal untuk melakukan tes prestasi I atau kemampuan awal dengan memperhatikan pertimbangan guru matematika kelas IV SDN Jumoyo 2
d)     Melakukan wawancara dengan siswa dan guru mitra, wawancara ini bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dengan observasi dan angket
e)      Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan melalui strategi pembelajaran aktif. Lembar observasi digunakan pada setiap pertemuan sebagai pedoman bagi peneliti.
f)       Menyiapkan peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan selama pembelajaran berlangsung, yaitu kamera.
2)      Action (Pelaksanaan Tindakan)
Pada tahap pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, peneliti mengamati aktivitas dan perilaku siswa. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dan sesuai denan apa yang terjadi di lapangan.
3)      Observation (Observasi)
Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan catatan lapangan. Dalam tahap ini, dilakukan  observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan, situasi tempat tindakan dan kendala-kendala tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang elah dibuat.
4)      Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian dan merupakan langkah terakhir yang dilakukan pada sebuah siklus. Pada tahap ini peneliti jugu bertindak sebagai observer dan guru yang bersangkutan mengkaji terhadap proses yang terjadi, masalah-masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan dengan cara berdiskusi, baik kelebihan maupun kelemahannya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran aktif. Saran dan masukan pada tahap refleksi akan memantapkan perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Siklus dihentikan bila dalam penelitian didapatkan adanya peningkatan minat dan prestasi siswa.
b.      Siklus II
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan pelaksanaan pada siklus I. Tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu PAOR yang meliputi Planning, Action, Observasi, dan Refleksi.   
5.      Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dalam pembelajaran matematika. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan :
a)      Teknik Observasi
Observasi pengamatan yang diarahkan kepada suatu aspek tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu kegiatan individu atau kelompok yang diamati.
b)      Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi dari yang terwawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui respons siswa dan guru trhadap model pembelajaran strategi pembelajaran aktif dan mengungkap data yang sulit dicari atau ditemukan pada saat pengamatan berlangsung.


c)      Tes
Tes adalah sekumpulan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar matematika pada pokok bahasan bilangan bulat.
d)     Angket
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai model pembelajaran aktif, bagaimana pendapat siswa tentang strategi pembelajaran aktif yang telah digunakan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket ini digunakan untuk mendapatkan data minat siswa terhadap pelajaran matematika.
e)      Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi yang digunakan berupa hasil pekerjaan siswa antara lain daftar nilai siswa, RPP, catatan lapangan. Serta dokumentasi foto yang berguna untuk merekam peristiwa penting dalam pembelajaran dan memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan penelitian dalam pembelajaran matematika.
6.      Instrument Penelitian
Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti, karena manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu seperti halnya banyak terjadi di kelas (Rochiati Wiriatmaja,2007:96). Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis, penfsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitian.
Peneliti juga menggunakan instrument bantu sebagai pelengkap untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Instrument bantu ini antara lain adalah sebagai berikut :
a)      Pedoman Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung. Pedoman observasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan Strategi Pembelajaran Aktif dan pedoman observasi minat dan prestasi belajar siswa. Pedoman-pedoman observasi ini berfungsi sebagai lembar pengamatan dan pencatatan kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, juga sebagai lembar pengamatan dan pencatan peningkatan minat serta prestasi belajar siswa.  
b)      Tes
Tes dilakukan untuk mendapatkan daftar prestasi belajar matematika sebelum diberikan tindakan dan setelah diberikan tindakan. Tes berbentuk tes individu yang diberikan pada akhir siklus I dan II.
c)      Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkan oleh peneliti dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data penelitiann kuantitatif. Fungsinya adalah untuk Crosschek data dengan data-data yang diperoleh dari instrument lain.  
d)     Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitan ini yaitu pedoman wawancara untuk guru dan pedoman wawancara untuk siswa. Pedoman wawancara ini berisi tentang respons guru dan siswa terhadap  pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif, dan hal-hal yang menyangkut minat dan prestasi siswa pada pelajaran matematika.

e)      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui nilai matematika siswa, sebagai dasar untuk memperkuat data0data hasil observasi dan tes antara lain berupa foto-foto mengenai aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, RPP, LKS, dan hasil pekerjaan siswa.
f)       Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh pada lembar observasi mengenai respons dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang diberikan guru pada saat kegiatan belajar mengajar menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif.  
7.      Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi, catatan lapangan, angket, tes dan dokumentasi. Proses analisis data digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakana.
2)      Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus sehingga mempermudah dalam membaca data.
3)      Penarikan Simpulan
Penarikan simpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan  kalimat atau formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian yang luas.
Analisis dari hasil observasi prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan cara :
a)      Menghitung skor setiap aspek yang diamati pada 10 siswa yang diambil acak atas rekomendasi guru kelas IV sebagai pengampu mata pelajaran matematika untuk setiap hasilnya, yaitu dimana pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran Aktif
b)      Menghitung besar presentase skor yang diperolah dengan cara:
Presentase (P) = Skor  yang  diperoleh           X 100%
       Banyak aspek X skor tertinggi
c)      Menghitung rata-rata prestasi siswa setiap siklus
d)     Mengkategorikan rata-rata prestasi siswa setiap siklus sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat simpulan mengenai prestasi siswa.
Kriteria prestasi siswa
Presentase
Kategori
P >  80%
60%  < P < 80%
40%  < P < 60%
20% < P < 40%
P < 20%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah




  
8.      Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
a)      Tindakan yang talah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Strategi Pembelajaran Aktif.
b)      Setelah tindakan, rata-rata minat dan prestasi siswa meningkat dari siklus I ke siklus selanjutnya dan telah mencapai criteria baik.
























DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad., Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1996.
Ari Kunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineksa Cipta, 2002.
Cece Wijaya, Drs., Upaya Pembaruan Dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung:
            Remaja Karya, 1988.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Engkos Koswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara, 1988.
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung:
UPI, 2003.  
Hadari Nawawi, Organisasi dan Pengelompokan Kelas, Jakarta : Gunung Jati, 1981.
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD
(Central for Teaching Staff Development), 2007.
http://edu-articles.com/, diakses pada hari selasa tanggal 26 mei 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta :
Rineka Cipta, 2003.
Sindhureja, Pengantar Pendidikan Bagian Pertama, Yogyakarta : UST, 1998.
Suryosubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 1997.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar